Cara Ubah Urine Jadi Air Minum untuk Astronaut

Ilustrasi urine.
Sumber :
  • Pixabay/ frolicsomepl

VIVA.co.id – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berusaha keras untuk menemukan alternatif pengangkutan air mineral ke luar angkasa. Hal ini disebabkan oleh biaya pengangkutan zat H2O ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) sangat mahal.

Bisa Picu Kanker, Ini Biang Kerok Penyebab Tingginya Kadar Bromat dalam Air Minum Kemasan

Seperti diketahui, satu liter air saja, harga yang harus dikeluarkan mencapai US$48 ribu, atau setara Rp627,4 juta. Namun, alternatif itu sebentar lagi bakal terealisasi. Ilmuwan NASA menemukan metode baru yakni mengubah air kencing (urine) menjadi air mineral layak konsumsi.

Demi memudahkan misi perjalanan ke ruang hampa dan mengurangi biaya pengeluaran, mereka yang hendak melakukan perjalanan luar angkasa harus rela mengubah urine mereka sendiri menjadi air minum portable.

Astronot Muslim yang Sudah Mencicipi Luar Angkasa, Ada Sultan Beneran

Melansir laman Huffingtonpost, Senin, 5 Juni 2017, ilmuwan NASA menyaring semua informasi tentang urine lalu menciptakan penyulingan yang mengubah urine para astronaut menjadi air minum.

Insinyur NASA Jennifer Pruett menjelaskan bagaimana gravitasi buatan membantu perangkat ini bekerja. Ia menunjukkan mesin, seperti roda, yang akan memproses penyulingan urine.

Benarkah Kurang Minum Sebabkan Masalah Penyakit Ginjal? Begini Jawaban Pakar

Alat tersebut telah dibubuhi dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence), sehingga mampu mengubah air mineral layak konsumsi.

"Seluruh bagian ini adalah centrifuge yang akan berputar. Jadi, urine akan disemprotkan di sepanjang dinding belakang saat berputar. Cairan padat yang kental akan menempel di dinding, kemudian menjadi uap," katanya.

Pruett melanjutkan, saat menjadi uap maka akan tersedot ke pusat, tepatnya ke mesin yang mirip roda tersebut. Ia mengungkapkan, hasil akhirnya adalah 'distilasi urine bersih yang baik'.

Setelah itu, dimasukkan ke dalam pengolah air untuk penyaringan lebih lanjut, sebelum para astronaut benar-benar mengonsumsinya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya