Napi Semarang Produksi Transformer dari Limbah Korek Api

Robot Transformer dari limbah korek api.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Tiga narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IA Kedungpane, Semarang, Jawa Tengah, mampu memanfaatkan limbah bekas menjadi mainan bernilai tinggi. Mereka mengubah limbah korek api menjadi aneka mainan robot super, yakni Transformer.

Warga Jateng Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja Ogah Pilih Ganjar di Pemilu 2024

Ketiga napi itu adalah Sucahyo, Supriyadi, dan Aditya. Mereka merupakan narapidana kasus narkotika yang kini menghadapi masa hukuman di Lapas Kedungpane.

Berkat tangan kreatif mereka, ratusan limbah korek api tak terpakai kini menjadi kerajinan khas lapas tersebut.

Warga Bandingkan Jalan Aspal Jawa Timur dan Jawa Tengah Jadi Perdebatan, Saling Bela

Tak hanya aneka robot dalam film transformer, mereka juga mengeksplorasi kerajinan itu menjadi berbagai miniatur pesawat, keret api serta berbagai alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik TNI.

Menurut Sucahyo, ide pemanfaatan limbah korek api itu dibuat karena jarang ditemui di pasaran. Korek api juga menjadi barang yang banyak dibuang di kawasan lapas.

Relawan di Bone-Purwakarta Kawal Ganjar Menuju 2024: Semoga Jadi Presiden RI Selanjutnya

"Awalnya saya cari di Google, jarang yang memakai korek api sebagai bahan bikin kerajinan. Akhirnya saya manfaatkan," kata Sucahyo, Selasa, 22 Agustus 2017.

Napi yang menjalani masa hukuman tiga tahun itu sudah satu setengah tahun menekuni kerajinan itu. Untuk membuat berbagai miniatur robot itu, Sucahyo dan dua temannya dalam satu sel hanya menggunakan alat sederhana yang disiapkan pengelola lapas.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

"Bahannya biasanya saya cari di blok-blok lapas. Napi lain yang bisa kumpulkan dua puluh korek bekas biasanya saya kasih satu bungkus rokok, " ujar warga asli Semarang itu.

Untuk waktu pembuatan robot sendiri pun bervariasi. Mulai dari setengah hari hingga lima hari, tergantung tingkat kesulitan dan kedetailannya. Sementara untuk satu robot Transformer biasanya butuh 18 buah korek bekas.

Tenaga Baterai

Sucahnya juga memodifikasi robot itu dengan baterai, sehingga robot bisa bergerak dengan sendirinya. Ia mengaku hasil karya itu cukup menarik minat pembeli. Meski baru dipasarkan di dalam lapas, namun banyak pengunjung lapas yang tertarik.

Harganya pun bervariasi mulai Rp60 ribu hingga Rp500 ribu per buah. Pada 17 Agustus lalu, karya napi narkoba itu sempat menyita perhatian sejumlah pejabat. Salah satunya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang tertarik membeli pesawat capung dan helikopter buatan Sucahyo. 

"Yang diminati pak gubernur harganya Rp200 ribu. Memang pesawat banyak yang tertarik," ujarnya. Ia optimistis mampu memproduksi lebih banyak lagi karya bernilai jual tinggi mengingat ketersediaan bahan bakunya yang melimpah.

"Kan, di sini ada 1.300 narapidana. Pasti korek bekasnya juga sangat banyak. Habis (pameran) ini saya mau buat yang lebih bagus lagi," ungkapnya.

Ke depan, ia berharap karyanya dapat dikenal banyak orang dan dijual di pasaran. Sebab, sampai saat ini, karyanya masih dijual di dalam lapas yang pembelinya dari pengunjung yang datang. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya