Mengenal Sarin, Gas Saraf Mematikan

Ganasnya serangan senjata kimia di Idlib, Suriah
Sumber :
  • REUTERS/Ammar Abdullah

VIVA.co.id – Konflik Suriah belum juga reda. Pekan ini malah makin mengerikan, Suriah kembali dilanda serangan gas kimia beracun yang diduga gas sarin dan klorin.

Militer Rusia dan Suriah Hancurkan Rumah Sakit Darurat Militan Suriah

Pesawat-pesawat tempur Suriah menyerang penduduk dengan gas tersebut di Khan Shaykun, Provinsi Idlib, pada Selasa 4 April 2017.

Badan Kesehatan Dunia menyebutkan korban serangan gas kimia jenis klorin di Provinsi Idlib, Suriah, itu menunjukkan gejala kerusakan saraf. Berdasarkan data WHO, 70 orang tewas dalam serangan itu dan melukai ratusan orang lainnya, mayoritas wanita dan anak-anak.

Tragedi Dunia, Bayi Muhammad Wafat Akibat Perang Horor Rusia

Gas sarin juga termasuk dalam golongan gas saraf yang sangat mematikan. 

Majalah Time mengungkapkan, sarin menyerang sistem saraf dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengontrol fungsi otot dan kelenjar.

Konspirasi Jahat Pangeran Arab ke Rusia Terbongkar, CIA Marah Besar

Kondisi itu menyebabkan overstimulasi fungsi metabolisme tertentu, hingga akhirnya berdampak pada hilangnya semua fungsi tubuh. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, setetes cair sarin pada kulit menyebabkan kulit ‘menggelepar’ dan berkeringat.

Jika terkena dosis yang kecil, sebagian besar orang dapat pulih. Caranya, harus pindah ke luar ruangan yang tak terkena gas untuk menurunkan paparan. Melepaskan pakaian yang terkena sarin secepat mungkin dan kemudian mencucinya dengan sabun serta air dapat mengurangi dampak yang lebih buruk.

Serangan agen saraf itu menyasar pada sistem saraf manusia. Secara teori, otak mengirimkan sinyal ke otot melalui saraf motor neuron. Saraf ini akan mengeluarkan bahan kimia yang disebut asetilkolin, yang membantu kontraksi otot.

Asetilkolin akan dipecah dalam enzim asetilkolinestrase (A-prime). Enzim ini mempercepat asetlikolin, sehingga otot tidak tinggal dikontraksi setelah sinyal dari otak telah berakhir.

Sebuah organofosfat seperti sarin menubruk dalam ruang A-prime. Proses ini kemudian memacetkan proses A-prime dalam memecah asetlikolin.

Kondisi ini menyebabkan kontraksi secara permanen. Nah, pada kondisi ini, orang tidak lagi dapat bernapas, dan menyebabkan pupil mata menyempit.

Reaksi antara sarin dan A-prime sangat cepat serta tidak dapat diubah. Itu sebabnya sarin dan agen saraf lainnya sangat mematikan meski dalam dosis rendah.

Orang yang terkena paparan sarin dalam beberapa detik mulai mengalami sakit mata, berliur, lemah, muntah, diare, dan detak jantung tak teratur. Pakaian yang terkena gas akan melepaskan gas beracun selama 30 menit.

Jika terkena sarin dalam bentuk cair, gejala dapat muncul dalam beberapa menit hingga 18 jam setelah mengonsumsi. Dengan sarin jenis ini, korban mengalami gejala lebih parah, seperti kejang-kejang, kemudian lumpuh, hilangnya fungsi pernapasan dan kemudian berujung kematian. 

Riwayat sarin

Dari modus dan pola serangan senjata itu, kemungkinan senjata kimia yang digunakan adalah golongan agen saraf, zat yang langsung menyerang sistem saraf manusia. Dan sarin termasuk salah satunya. Dan zat pembunuh ini sesungguhnya sudah ada sejak berpuluh tahun lampau. 

Agen saraf, secara tidak sengaja ditemukan ilmuwan era Nazi, yang mencoba membuat pestisida agar lebih efektif. Molekul dalam senjata ini dikenal sangat mirip dengan molekul yang paling umum dalam pestisida, senyawa organofosfat.

Cara agen saraf membunuh manusia sangat mirip dengan cara pestisida organofosfat membunuh serangga. Serangan gas sarin pernah terjadi di Suriah pada 2013.

Empat tahun lalu, dari gejala korban Suriah yang mengalami penyempitan pupil mata, ini mirip dengan gejala yang ditimbulkan dari sarin. Gejala ini yang juga ditemukan ilmuwan era Nazi. Hingga sejauh ini tidak ada senjata kimia dengan jenis gejala tersebut selain agen saraf.

Sebelum era 2010, gas sarin pernah digunakan di negeri Timur Tengah lainnya. 

Gas sarin telah digunakan di Halabja, Irak, pada 1988 oleh rezim Saddam Husein. Gas beracun ini dilepaskan di atas kota Kurdi dan menewaskan 5.000 warga sipil selama tiga hari. Serangan teroris pada 1995 di Tokyo juga memakai zat ini. Insiden tersebut menewaskan 13 raga. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya