‘Payung Mekah’ Siap Lindungi Jemaah Haji dari Suhu Ekstrem

Jemaah haji asal Indonesia saat di Kota Mekah beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arinto Tri Wibowo

VIVA.co.id – Mohammed Hamid Sayegh, seorang insinyur Arab Saudi, telah menemukan payung yang dilengkapi pendingin udara bernama 'Payung Mekah' (Mecca Umbrella).

Sudah 35.242 Jemaah Haji Indonesia Padati Madinah

Payung ini bekerja dengan menyerap energi matahari atau bahkan baterai, sehingga dapat membantu jemaah menghindari dehidrasi dan kelelahan akibat panas selama musim haji.

Warga Mekah ini memang diminta beberapa teman dekat dan koleganya untuk memunculkan gagasan kreatif perihal penemuannya ini. Seperti diketahui, suhu di Tanah Suci diperkirakan mencapai 40 derajat celsius saat musim haji tiba pada September mendatang.

Jemaah Haji Asal Medan Meninggal di Halaman Masjid Nabawi

Ia menuturkan idenya muncul ketika melihat permintaan untuk payung mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir menyusul panas tinggi. Sebagian besar jemaah haji dari Eropa, Asia dan belahan dunia lainnya lebih memilih menggunakan payung selama mereka melakukan ibadah haji.

"Terutama pada tahun ini, tahun depan, karena terjadinya kenaikan suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Sayegh, seperti dikutip situs Saudi Gazette, Senin, 24 Juli 2017.

Antisipasi Delay, Panitia Sewa 2 Hotel Cadangan di Madinah

Ia terpikir untuk memasang kipas bawaan di dalam payung untuk menjaga jemaah berada dalam udara yang dingin selama musim haji. "Payung ber-AC ini bekerja menggunakan energi matahari atau dengan diisi listrik atau baterai," ungkapnya.

Menurutnya, payung itu ringan dengan bobot hanya 610 gram, mudah digunakan, dan memiliki kipas dengan dua kecepatan. Selain itu, ia melanjutkan, payung ini mudah dihubungkan ke botol air yang terpasang di kanopi dengan pompa tangan untuk mendorong air ke alat penyiram.

Sayegh mengklaim bahwa payung ciptaannya mampu bekerja berjam-jam dengan menyemprotkan air melalui pompa. Hal ini ditandai dengan kapasitas yang tinggi dan ekonomis dalam konsumsi air sehingga menjadikannya pilihan ideal bagi jemaah haji.

Ia pun telah mendaftarkan penemuannya ini ke King Abdulaziz City for Science and Technology (KACST). Sementara itu, Manajer Pemasaran dan Penjualan Payung Mekah, Raed Matar, mengaku senang dengan kehadiran payung yang diproduksi di China ini.

Menurutnya, payung ini sesuai digunakan di tempat-tempat suci di Mekah. Ia menekankan agar payung unik ini tidak hanya akan digunakan oleh jemaah, tetapi juga semua orang supaya terhindar dari dehidrasi akibat cuaca panas.

"Karena suhu tinggi yang menyebabkan kesulitan bagi para jemaah. Kami bekerja keras untuk membuat payung ini tersedia di pasaran sebelum dimulainya musim haji. Kami juga memastikan harga terjangkau untuk semua orang," kata dia. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya