Indonesia Masih Menjadi Incaran Serangan Malware

Ilustrasi malware.
Sumber :
  • www.pixabay.com/typographyimages

VIVA.co.id – Tren perkembangan virus di dunia selalu meningkat. Menurut Corporate Communication Manager Kaspersky Lab., Sanjeev Nair, pada kuartal II 2017, pihaknya telah mendeteksi serangan malware, atau virus jahat yang menyerang jaringan komputer pengguna global, khususnya Indonesia.

Angkatan Udara Kebobolan, Percakapan 4 Perwira Tinggi Berhasil Disadap di Singapura

Ia mengatakan, Indonesia salah satu negara yang menjadi incaran seranga siber meski skalanya masih belum terlalu besar. Sanjeev lalu mengelompokkan serangan malware ini ke dalam beberapa bagian.

Pertama, Sanjeev mendeteksi 63.052 insiden dari 20 besar malware yang berada di internet terhadap komputer pengguna di Indonesia.

Kementerian dan Lembaga Diserang Hacker

Secara keseluruhan, kata dia, 10,37 persen pengguna rata-rata diserang oleh ancaman yang berada di situs (web) selama tiga bulan kedua tahun ini.

Sanjeev menyebut Indonesia menempati urutan ke-62 di seluruh dunia dalam hal bahaya yang terkait dengan berselancar di dunia maya hingga akhir Juni 2017.

Serangan Hacker ke Perangkat Seluler Makin Ngeri, Lewat Iklan Pop-up

Selanjutnya, data serangan dari infeksi lokal pada periode April-Juni 2017 yang berhasil terdeteksi oleh Kaspersky sebanyak 154.743 insiden dari 20 besar malware yang berada di internet terhadap komputer pengguna.

Dengan begitu, sebanyak 16,87 persen pengguna di Tanah Air rata-rata diserang oleh infeksi lokal sepanjang periode yang sama.

"Indonesia sendiri menempati urutan ke 44 secara global sampai akhir bulan lalu," kata Sanjeev, dalam keterangannya, Senin 31 Juli 2017.

Terakhir, pelanggan Kaspersky yang diserang oleh ancaman asing secara online - sebuah program berbahaya yang menginfeksi sistem.

Sanjeev memaparkan, jumlah insiden berbahaya yang disebabkan oleh malware yang bersumber dari Indonesia sebanyak 114.595 insiden yang tercatat pada periode April-Juni 2017, di mana menempatkan Indonesia pada urutan ke-32 secara global.

"Untuk mengurangi risiko 'tertular' malware, pengguna secara teratur harus memeriksa komputernya dengan menginstal solusi keamanan (antivirus) di semua perangkat yang digunakan. Lalu, berhati-hati lah setiap meng-klik situs, karena virus bisa melakukan penetrasi tanpa disadari," ungkap Sanjeev. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya