Pengamat Ungkap Kelemahan dan Kelebihan Startup

Startup World Cup 2017
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Tren dunia memang sudah mengarah ke digital di semua aspek kehidupan. Perusahaan rintisan pun menjamur, namun tanpa bimbingan yang tepat dari akselerator, startup agak sulit untuk tumbuh.

Penipu Makin Jago, GoFood Kian Peduli Keamanan Data Pribadi

Menurut pakar manajemen strategis, Dr. Didit Herawan, startup memerlukan bimbingan akselerator karena mereka umumnya punya ide dan kemampuan teknis yang kuat namun lemah dalam kemampuan manajemen implementasi. 

"Tren dunia sudah mengarah digitalisasi di semua aspek kehidupan. Indonesia harus terus mengikuti India yang telah melaju cepat dalam digitalisasi dan penyebarluasan TIK. Program inkubator relevan dengan visi pemerintah jadikan Indonesia ekonomi digital terbedar di Asean tahun 2020," ujar pria yang pernah berkarir di Boeing dan PT DI itu, di Jakarta, Selasa, 7 Februari 2017.

Nilai Bisnis juga Tidak Kalah Penting di Era Digital

Didit pun berkisah mengenai dirinya yang ditunjuk sebagai mentor dalam inkubator startup buatan Telkom, Indigo. Alumnus doktoral manajemen UI ini mengatakan, umumnya startup di Tanah Air sangat memerlukan mentor yang mudah dihubungi, memiliki wawasan luas, pengalaman panjang dalam bisnis, dan memiliki jejaring yang baik. Mereka berharap dapat mengarahkan pada penyelesaian masalah dengan lebih komprehensif. 

"Selain itu, usaha rintisan juga membutuhkan kemampuan mengenal ekosistem global yang lebih kondusif, bukan sekedar ekosistem lokal yang masih dirasa membatasi gerak startup. Peran teknologi internet membantu mempersempit jurang perbedaan, sehingga pemanfaatannya haruslah menjadi bagian dari strategi pengembangan startup," kata Mantan Country Director Motorola Network Indonesia ini.

Japan-Indonesia Innovation Summit 2022 Wadah Global Startup Lokal

Bagi Didit, program inkubator mirip dengan rumah sakit yang membantu melahirkan bayi. Selain itu, program tersebut juga memberikan dampak positif bagi kemajuan kinerja  perusahaan pendiri inkubator.

Bahkan riset empiris menunjukkan, 70 persen hingga 90 persen ide kreatif tidak dapat berubah menjadi inovasi bisnis karena kelemahan ekosistem pendukung. Karena itu, sangat penting bagi Indonesia membangun banyak inkubator bisnis dalam usaha menumbuhkan startup.

Dia pun berharap, program inkubasi yang mulai ramai belakangan ini akan memunculkan lebih banyak startup dari kalangan muda terdidik di usia yang cukup dini (usia mahasiswa) sekalipun umumnya kurikulum perguruan tinggi masih belum sepenuhnya mendukung mahasiswa berwirausaha dan mandiri pada saat lulus. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya