Pemerintah Ingin Jepang Mendanai Startup Lokal

Menkominfo Rudiantara (kanan).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Pemerintah tengah gencar menggiring investor luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya investasi untuk perusahaan rintisan (startup).

Perusahaan Konstruksi Terbesar Asal Kazakhstan Jajaki Minat Investasi di IKN

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menyebut kalau pemerintah bekerjasama dengan Japan External Trade Organization (Jetro) untuk mendatangkan investor negeri Matahari Terbit.

Ia mengatakan, kedatangan 50 investor Jepang ke Indonesia kali ini bukanlah hal yang mudah. Sebelumnya ada upaya mengunjungi negara-negara agar mau berinvestasi di Indonesia.

Luhut: Dulu Mobil di Indonesia Dikuasai Jepang, Sekarang Kita Buka Brand Mana Aja

"Kita tidak boleh pasif kalau didatangi investor. Langkah awal pemerintah dan semuanya sepakat 'menjual' dan mengundang investor ke Indonesia. Tanda kutip jual yang positif, ya," kata dia dalam acara Dialogue With Indonesian Most Investable Startups di Jakarta, Selasa 12 September 2017.

Pada sesi ini, lanjut Rudiantara, startup Indonesia berjumlah 60 ini berkesempatan tatap muka dengan para investor dari Jepang secara 'one on one'.

Jokowi Minta Badan Usaha OIKN Gandeng INA untuk Tarik Investor Asing

Rudiantara menambahkan, potensi startup Indonesia didanai bisa menciptakan peluang terbentuknya Unicorn Indonesia. Hingga 2019, ditargetkan ada lima unicorn.

"Sudah ada GoJek dan Tokopedia. Itu unocorn-nya Indonesia," paparnya. Pada kesempatan yang sama, Daiki Kasugahara, selaku Presiden Jetro, menyebut alasan investor tertarik untuk masuk ke Indonesia.

Menurutnya, karena Indonesia punya potensi untuk pasar teknologi berkembang. Di mana Indonesia mulai memasuki era serba digital, banyak startup yang berkembang untuk menciptakan aplikasi berbasis digital.

Tapi, sayangnya kata dia, pendanaan masih menjadi penghambat utama. "Jadi, ada kesempatan untuk investasi, Jepang bisa bantu. Karena, mereka (startup Indonesia) ada teknologi dan pengalaman. Aktivitas digital di sini cukup aktif," ujar Daiki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya