Tak Masalah Asing di Startup Lokal, Uang Berputar di RI

Ilustrasi startup unicorn.
Sumber :
  • www.pixabay.com/geralt

VIVA – Badan Ekonomi Kreatif menilai maraknya investasi asing di perusahaan rintisan atau startup lokal tidak masalah, karena uang yang diinvestasikan berputar di Indonesia.

Detik-detik Roket Space One Meledak di Udara Setelah 5 Detik Diluncurkan

Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik mengatakan, startup mendatangkan investasi asing ke Indonesia. Dengan begitu, institusinya melihat peluang ini dengan melakukan pitching atau pendekatan, supaya investor menanamkan uangnya di Indonesia.

Sebab, kata Ricky, berdasarkan Perpres No.6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif, dituliskan tugas Bekraf yaitu memonetisasi atau memberikan kontribusi untuk mendongkrak pertumbuhan domestik bruto, tenaga kerja dan nilai ekspor.

Telkomsel Berburu Startup

"Bicara investasi asing bahwa investasi di startup itu sangat fluid (mudah diuangkan). Uang mereka yang ditanam di sini, ya berputarnya di sini pula, " kata dia kepada VIVA, Selasa 28 November 2017.

Ricky menjelaskan, berputarnya uang yang disuntikkan investor ke startup digunakan untuk pengembangan bisnis mereka. Ia pun mencontohkan Gojek yang disuntik Rp5,2 triliun pada tahun lalu.

Startup Lokal Bidik Pasar Inggris dengan Prinsip Syariah

"Itu uangnya dipakai untuk promosi dan memberikan insentif bagi konsumen di Indonesia. Misalnya, Anda dapat diskon naik Gojek Rp15 ribu. Memang, driver-nya dapat duit segitu? Bisa jadi Rp50-60 ribu. Nah, lebihnya itu, ya, dari Rp5,2 triliun," ungkap Ricky.

Dengan demikian, kemanfaatan untuk ekonomi Indonesia besar. Meski begitu, ia menuturkan, investor akan tetap mendapat untung dari valuasi nilai startup. Ricky menegaskan, hal itu tidak berpengaruh ke kinerja startup tersebut.

"Ini sudah menjadi model global. Yang penting, asal tidak mengganggu perekonomian negara asal investor, saya rasa tidak masalah," papar dia.

Pemerintah tengah gencar mendorong agar startup lokal tumbuh menjadi startup unicorn dari Indonesia. 

Namun, di sisi lain, ada beberapa tantangan dalam melahirkan startup dengan valuasi US$1 miliar. Belajar dari fenomena startup unicorn Indonesia, seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak dan Traveloka, yang disuntik investor asing.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya