24-10-2007: China Luncurkan 'Dewi' ke Bulan

Ilustrasi wahana Chang'e 3
Sumber :
  • www.space.com

VIVA – Satu dekade lalu, China unjuk gigi meluncurkan wahana antariksa, Chang'e 1 ke Bulan. Wahana ini diluncurkan dengan roket Long March 3A melalui Stasiun Luar Angkasa Xichan.

Ilmuwan Ini Berhasil Ciptakan Koper Bertenaga Al, Permudah Tunanetra Navigasi Lingkungan

Wahana Chang'e merupakan wahana antariksa pertama China yang terbang melebihi orbit Bumi, sekaligus mengawali program antariksa China untuk misi ke Bulan. 

Dikutip dari Britannica, Senin 23 Oktober 2017, nama Chang'e begitu istimewa bagi bangsa China. Dalam mitologi China, nama Chang'e merupakan nama dewi dalam legenda China yang terbang dari Bumi ke Bulan. 

Begini Cara Realme Sukses Lawan Samsung, Apple dan Xiaomi

Wahana Chang'e 1 membawa delapan instrumen, di antaranya kamera stereo dan laser altimeter yang dikembangkan untuk pemetaan tiga dimensi permukaan Bulan. 

Instrumen lainnya yaitu pencitra spektrometer interferometer menggunakan sistem lensa khusus untuk memproyeksikan cahaya pengamatan. Kemudian senjata lainnya spektrometer sinar gamma dan sinar X yang dipakai mengukur radiasi akibat sinar matahari. Data spektral itu membantu menghitung jumlah mineral pada permukaan Bulan. 

Lima Trik Bikin Wi-Fi di Rumah Makin Ngebut

Ada juga instrumen untuk memantau angin matahari dan lingkungan antariksa.

Instrumen lain yang disematkan pada 'wahana dewi' itu adalah radiometer gelombang mikro yang mendeteksi gelombang mikro yang dipancarkan Bulan. Pengukuran gelombang ini akan mengungkap ketebalan lapisan atas Bulan. 

Salah satu tujuan menyelidiki lapisan atas bulan yaitu memahami seberapa banyak helium-3 yang ada di Bulan. 

Helium-3 merupakan elemen jejak dalam angin Matahari. Permukaan Bulan dianggap telah menyerap helium-3 dalam jumlah yang lebih banyak yang ditemukan di Bumi. Helium-3 ini akan berguna sebagai bahan bakar untuk misi penambangan di Bulan. 

Mati di Bulan

Setelah diluncurkan pada 24 Oktober 2007, wahana Chang'e 1 masuk ke orbit Bulan pada 5 November 2007. Dua hari selanjutnya, Chang'e 1 sudah berada pada jarak 200 kilometer di area orbit kutub Bulan.

Chang'e 1 kemudian terus mengorbit Bulan selama hampir 16 bulan. Setelahnya Chang'e 1 mati dengan menabrak permukaan Bulan pada 1 Maret 2009.

Misi Chang'e 1 dilanjutkan oleh wahana Chang'e 2 yang diluncurkan pada 1 Oktober 2010 dan Chang'e 3 pada 2 Desember 2013. 

Wahana Chang'e 2 membawa instrumen yang lebih canggih dibanding pendahulunya. Misi Chang'e 2 selain pengamatan juga menemukan calon titik pendaratan bagi wahana dan robot pendarat yang akan dibawa wahana Chang'e 3. 

Masa hidup Chang'e 2 mempelajari Bulan sampai April 2012. Wahana kedua China ini kemudian menabrak asteroid Toutatis yang berada dekat dengan Bumi pada Desember tahun tersebut. 

Misi Chang'e 3 meluncur dengan kendaraan penjelajah, Yutu. Nama ini diambil dari nama kelinci yang mengikuti sang dewi dalam mitologi China. Pendarat Yutu mendarat di area Mare Imbrium, belahan utara Bulan pada 14 Desember 2013. 

Dengan pendaratan Yutu, maka China menjadi negara pertama yang menyelidiki Bulan setelah Uni Soviet dan Amerika Serikat. Wahana Chang'e 3 merupakan wahana penyelidik pertama yang melakukan pendaratan terkendali di Bulan setelah pendarat Uni Soviet, Luna 24 mendarat pada 1976. 

Pendarat Yutu membawa sejumlah instrumen, di antaranya teleskop ultraviolet untuk pengamatan astronomi, serta kamera ultraviolet, spektrometer untuk mempelajari materi Bulan. 'Sang kelinci' juga membawa radar penetrasi daratan.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya