PPT (Para Pencari Takjil) Saat Ramadan

Buka Puasa di Istiqlal
Sumber :
  • FOTO ANTARA/Fanny Octavianus

VIVAnews - Ramadan kali ini adalah tahun ketiga aku di kota perantauan. Kota sederhana bernama Surakarta. Kota eksotis dengan pesona ramah tamah yang luar biasa. Dengan keeleganan budaya, fleksibilitas transportasi, stabilitas kondisi, murah, dan bisa terbilang modern dibanding dengan kota lainnya.

Di tempat perantauan ini menjadi titik balik yang luar biasa dari seorang anak yang tidak biasa merantau. Apa yang diinginkan serba ada dan tinggal minta, dan selalu tersedia. Beda halnya ketika di perantauan. Ini lah uniknya merantau demi pendidikan sebagai mahasiswa.

Tantangan yang berbeda dan juga kondisi yang mendorong kita untuk menjadi manusia yang dewasa. Hidup jauh dari orangtua, dan juga belajar menjadi seorang manajer untuk diri sendiri, mengelola segala resources yang diberikan dan digunakan untuk segala kepentingan diri.

Cerita unik kali ini mungkin terdengar sama untuk teman-teman mahasiswa lainnya. Cerita yang pada umumnya terjadi ketika Ramadan di masing-masing kota tempat kuliah.

Pentingnya Mencintai Diri: Melawan Depresi dan Maraknya Percobaan Bunuh Diri

Berkeliaran pada siang hari, terutama saat Ramadan dengan suasana Matahari yang menyengat menjadi suatu hal yang bisa dibilang terlarang. Kenapa? Karena tidak ada yang mau keluar atau pun jalan-jalan pada waktu-waktu tersebut.

Seperti kebanyakan mahasiswa pada umumnya, siang hari saat Ramadan adalah untuk tidur. Hal yang sangat lumrah terutama ketika dilakukan menjelang tanggal tua dan bersama teman-teman lainnya.

Di sekretariat, terlihat mahasiswa organisatoris yang sedang tidur dengan berbagai posisi. Azan asar berkumandang, serentak satu per satu mahasiswa yang tertidur, beranjak untuk mengambil air wudu dan langsung menuju masjid kampus untuk menunaikan salat.

Sebagai mahasiswa aktivis, kami punya begitu banyak kegiatan. Rapat pagi, siang, dan terakhir rapat sore. Dengan pembahasan yang "mbulet" dan sepertinya sederhana, namun menjadi rumit. Saat ada rapat mendadak, rapat berjalan alot, karena tidak menemukan titik temu.

Saat sore hari, masjid seakan menjadi magnet bagi mahasiswa perantauan yang sedang puasa dan mencari hemat waktu serta hemat uang. Di selasar masjid sudah tergelar tikar plastik beserta beberapa piring makanan dan gorengan serta air putih yang tersedia. Namun, saat itu, masjid tampak penuh dengan pengunjung yang akan berbuka bersama.

Karena tak memungkinkan, kami akhirnya keluar mencari masjid lain. Azan berkumandang. Kami berhenti di satu masjid. Dan alhamdulillah, tanpa rasa gengsi kami pun masuk ke dalam dan berbaur dengan yang lainnya untuk menyantap hidangan yang ada.

Sambil bercengkerama dan bercanda, kami membahas beberapa sinetron. Dan salah satu sinetron yang selalu terkenal saat Ramadan, dan kami pikir sama dengan keadaan kami sekarang ini.

Terpopuler: Catherine Wilson Malu sampai Atta Halilintar Kirim Doa
Suasana Shibuya Scramble Crossing, Tokyo, Jepang, di malam hari.

Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Kedutaan Besar Jepang membuka tawaran beasiswa kepada siswa-siswi Indonesia lulusan SMA/SMK dan sederajat untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas di Jepang.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024