Studi: Alkohol Tak Mampu Atasi Kegelisahan

Minuman alkohol/Ilustrasi.
Sumber :
  • blog.collegebars.net

VIVAlife - Pemulihan psikologis pasca mengalami trauma berat seringkali memakan waktu yang lama. Terlebih bagi mereka yang mengkonsumsi minuman beralkohol.

Berdasarkan studi yang dimuat dalam jurnal Nature Neuroscience, hal ini disebabkan oleh paparan alkohol yang merekonstruksi ulang sirkuit syaraf pada otak. Akibatnya, pusat kognitif otak yang mengontrol emosi tidak mampu bekerja secara normal.

"Konsumsi alkohol dalam jumlah besar akan mengganggu mekanisme pemulihan trauma. Akibatnya, resiko mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) menjadi berlipat ganda," kata Andrew Holmes, salah satu peneliti.

Menggunakan tikus sebagai obyek, para peneliti membagi mereka menjadi dua kelompok, yakni kelompok tikus yang diberi alkohol dosis tinggi dan tidak diberi alkohol. Setelah itu, kedua kelompok akan diberi terapi listrik ber-voltase rendah dan dilatih untuk takut terhadap suara singkat.

Hasilnya, tikus yang tidak diberi alkohol perlahan-lahan akan berhenti dari ketakutan, saat nada diputar. Berbeda halnya dengan tikus yang diberi alkohol, yang tampak takut dan gelisah.

Penelitian ini menunjukkan bahwa alkohol menyebabkan para pasien tidak mampu mengatasi traumanya. Mereka juga lebih rentan gelisah sehingga kurang dapat merasakan kapan keadaan bahaya sudah lewat.

Relawan Prabowo Batal Gelar Aksi, Polisi Berlakukan Pengalihan Arus Situasional Depan MK
Pesawat tempur Rusia

Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia

Serangan Rusia terhadap Ukraina pada Jumat, 19 April 2024, dini hari menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk tiga anak-anak. Kyiv mengatakan pihaknya menembak jatu

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024