Sumber :
- VIVAlife/Stella Maris
VIVAlife - Masih ingat kisah bocah yang dipaksa memberikan contekan untuk teman-temannya sewaktu Ujian Nasional dua tahun lalu? Kisahnya kemudian dibuat video dokumenter berjudul 'Temani Aku Bunda'.
Baca Juga :
Cup Bra Terlalu Besar Picu Gangguan Kesehatan
Adalah Muhammad Abrary Pulungan, salah satu murid SDN 06 Petang Pesanggrahan Jakarta yang dipaksa memberikan jawaban waktu UN, oleh guru di sekolahnya. Bocah yang akrab disapa Abrar ini, tak kuasa menahan tangis dan kecewa karena telah menandatangi 'kesepakatan tolol' begitu sebutannya untuk peristiwa tersebut.
Baca Juga :
Jurus Turunkan Berat Badan Pakai Protein
Dalam video yang diputar di XXI Epicentrum, diceritakan Abrar, kesepakatan merupakan perjanjian di atas kertas. Selain perjanjian untuk memberi contekan massal, Abrar juga harus berjanji tak memberitahukan kesepakatan ini ke siapa pun, termasuk orangtua.
Baca Juga :
Misteri 'Bak Mandi Tuhan' Berusia 7.000 Tahun
Geram dan kecewa, sang ibu, Irma Winda Lubis segera mendatangi sekolah anaknya di hari kedua UN. Ia membawa kamera kemudian merekam semua aktivitas selama ujian. Bahkan, ia juga merekam hasil pembicaraan dengan kepala sekolah dan seorang guru yang telah membuat kesepakatan tersebut.
Winda meminta kepala sekolah terkait meminta maaf di depan publik agar kasus kecurangan tak terjadi lagi. Sayang, gayung tak bersambut. Usaha Winda, tak berhasil. Meski dirinya telah menyatroni satu persatu instansi pemerintahan.
Video ini juga diharapkan menjadi pelajaran dan menyadari akan potret buram norma kearifan dan kejujuran, khususnya di Jakarta. Tak hanya itu, video yang disutradarai oleh Tedika Puri Amanda dan Irma Winda Lubis juga sarat akan makna. Mengajarkan bahwa kejujuran butuh keberanian luar biasa dengan mental baja.
Secara keseluruhan, video berdurasi 77 menit ini sengaja ditampilkan di XXI, namun bukan untuk umum. Rencananya memang akan roadshow ke beberapa bioskop di Indonesia, seperti Surabaya dan Medan. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Winda meminta kepala sekolah terkait meminta maaf di depan publik agar kasus kecurangan tak terjadi lagi. Sayang, gayung tak bersambut. Usaha Winda, tak berhasil. Meski dirinya telah menyatroni satu persatu instansi pemerintahan.