- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAlife - Menikmati keindahan bawah laut Indonesia yang kaya akan aneka biota tentu amat mengasyikkan. Itulah yang menjadi alasan musisi sekaligus artis Titi Rajo Bintang akhirnya kecanduan aktivitas menyelam.
Berawal dari tuntutan peran dalam film terbarunya, Mursala, Titi jadi mencintai dunia bawah laut. Di film itu, ia memang memerankan seorang gadis Batak yang memperjuangkan pelestarian alam bawah laut Pulau Mursala.
"Aku jadi cinta diving. Gara-gara film ini aku jadi cinta laut, sampai berhubungan dengan WWF," ucapnya saat ditemui di Plaza Senayan, Senin, 8 April 2013.
Ia mengaku sempat merasa ngeri saat pertama belajar diving. Salah sedikit, ia bisa terkena bulu babi. Namun kelamaan, perasaan cintanya pun tumbuh. Saat dipertemukan dengan ikan hiu, ia justru membawa kamera dan mengejarnya. Ia bahkan pernah beberapa hari memunguti sampah di laut.
"Waktu itu belajarnya di Pulau Pramuka. Dulu terkenal bersih, sekarang sudah penuh sampah. Ngenes sih, belum sempat menikmati keindahan sudah mungutin sampah," ujar Titi.
Dari hanya belajar di Pulau Pramuka, Titi mulai merambah lokasi diving lain. Ia sudah pernah merasakan keindahan bawah laut Bali, Manado, dan berencana ke Raja Ampat. Di Bali, ia pernah menemukan bangkai kapal yang sudah tenggelam sejak tahun 1930 hingga 1940-an.
"Itu mengerikan tapi menarik banget," ujarnya antusias.
Diving, lanjut Titi, membuatnya seperti merasakan dunia lain. Aktivitas itu membuatnya lebih relaks, tenang, layaknya bermeditasi. Menurutnya, itu sangat baik untuk mengurangi stres. Karena itulah, perempuan yang dulunya bernama Titi Sjuman itu ingin merutinkan kegiatan diving. Sayang, ia kerap terbentur kesibukan.
Namun, ia bisa menjadikan diving sebagai kegiatan berlibur bersama sang anak. Tak jarang, ia diving dengan membawa buah hatinya.
"Tapi dia masih snorkeling, jadi di atas saja, belum bisa diving. Paling aku videoin, aku kasih tahu ini apa, spesiesnya apa," katanya menerangkan.
Sepak Terjang Netzah Yehuda, Batalion Tempur Israel yang 'Digebuk' AS
Netzah Yehuda merupakan salah satu empat batalion yang membentuk brigade infanteri Kfir. Batalyon tersebut sebagian besar beroperasi di Tepi Barat yang dikirim berperang.
