Sumber :
- Million Pictures
VIVAlife -
Film produksi 2012, Negeri 5 Menara, telah mendunia. Beberapa waktu lalu, film yang diangkat dari novel berjudul sama itu diputar di beberapa titik di Amerika. Dua kali di New York dan sekali di Washington DC. Menariknya, yang menonton film sutradara Affandi Abdul Rahman itu bukan hanya orang Indonesia, tetapi juga masyarakat lokal Amerika.
Usai pemutaran film, tim juga mengadakan diskusi. Di sinilah Ahmad Fuadi, sang penulis mengalami pengalaman unik. Saat ditemui pada peluncuran buku Rantau 1 Muara di Plaza Semanggi, Minggu, 16 Juni 2013 ia menceritakan hal itu pada VIVAlife. Saat itu ia bertanya, mana bagian dalam film Negeri 5 Menari yang paling menarik. Seorang perempuan Black American menjawabnya antusias.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Ajak Bernostalgia, Dewa 19 hingga Reza Artamevia Guncang Panggung Soul Intimate Concert 2.0
Baca Juga :
BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya
Usai pemutaran film, tim juga mengadakan diskusi. Di sinilah Ahmad Fuadi, sang penulis mengalami pengalaman unik. Saat ditemui pada peluncuran buku Rantau 1 Muara di Plaza Semanggi, Minggu, 16 Juni 2013 ia menceritakan hal itu pada VIVAlife. Saat itu ia bertanya, mana bagian dalam film Negeri 5 Menari yang paling menarik. Seorang perempuan Black American menjawabnya antusias.
"Dia bilang, dia terkesan ketika sosok Baso harus pulang kampung. Tapi bukan pas dia pulang, melainkan apa yang dia lakukan di kampungnya," ujar Fuadi. Di sana, Baso yang harus pulang dari pesantren karena neneknya sakit, mengajar anak-anak kecil mengaji. Di tengah keterbatasannya, sosok Baso masih mau melakukan sesuatu.
"
Nggak
sadar, perempuan Amerika itu sampai nangis," lanjut Fuadi lagi. Film inspiratif Negeri 5 Menara memang sudah diputar di beberapa tempat di dunia. Sebuah televisi nasional di Malaysia pun sudah memutarnya. Di bioskop Indonesia sendiri, film itu ditonton lebih dari satu juta orang. Buku kedua, Ranah 3 Warna sedang dalam pembicaraan untuk difilmkan juga. Namun, belum ada keputusan final.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dia bilang, dia terkesan ketika sosok Baso harus pulang kampung. Tapi bukan pas dia pulang, melainkan apa yang dia lakukan di kampungnya," ujar Fuadi. Di sana, Baso yang harus pulang dari pesantren karena neneknya sakit, mengajar anak-anak kecil mengaji. Di tengah keterbatasannya, sosok Baso masih mau melakukan sesuatu.
