Batik Motif Papua Bikin Publik Belanda Terpesona

Batik Mamayoo Papua di Belanda
Sumber :
  • KBRI Den Haag, Belanda

VIVA.co.id – Dalam rangka mempromosikan seni budaya Indonesia – khususnya batik Papua – ke masyarakat Belanda, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag bersama Dharma Wanita Persatuan menggelar acara peragaan busana dengan tajuk Fashion Diplomacy pada Rabu malam, 7 September 2016. Pameran ini berlangsung di gedung gereja tua Grote Kerk, Kota Den Haag.

Cantiknya Batik Sekar Arum Sari, Resmi Jadi Seragam Baru Jemaah Haji Indonesia 2024

Para model berhasil memukau seluruh pengunjung saat berlenggak-lenggok menampilkan Batik Mamayoo Private Collection dari Papua. Batik Mamayoo Private Collection merupakan sebuah rumah mode di Jayapura milik Yolanda Tinal, yang juga perancang motif-motif batik Papua ini.

Menurut Yolanda, motif batik Mamayoo merupakan wujud kecintaannya terhadap Tanah Papua. Segala keunikan Papua dia abadikan lewat gambar desain yang dibuatnya. Sebut misalnya burung Cenderawasih – yang merupakan kebanggaan warga Papua – lalu ada desain bermotif anggrek, ikan, dan ukiran kayu.

Didiet Maulana: Shopee Buktikan Batik Lokal Juga Layak Ekspor

“Selain keindahan alam, saya juga mengabadikan kehidupan masyarakat Papua serta hasil buminya. Lewat karya ini, saya berkeinginan mengangkat keunikan budaya Papua,” kata Yolanda, seperti yang disiarkan oleh KBRI Den Haag hari ini.

Semantara itu, peragawan dan peragawati yang berasal dari Belanda juga menampilkan busana Batik Mamayoo rancangan Ian Adrian, tampil dengan perhiasan koleksi BaroqCo Jewelry yang kerap merancang mahkota untuk kontes-kontes kecantikan, seperti Miss Universe dan Miss World.

Makna 8 Motif Batik Nusantara, Dianggap Senjata Hingga Simbol Cinta dalam Pernikahan

Ian memamerkan 35 baju koleksi terbarunya, yang untuk pertama kali ditampilkan di depan publik Belanda. Ian merasa bangga karena bisa menampilkan keindahan Papua melalui rancangannya untuk orang asing.

Fashion Diplomacy ini dihadiri lebih dari 200 orang yang terdiri atas tamu-tamu undangan dari industri fesyen, perancang busana Belanda, diplomat asing, mitra kerja KBRI Den Haag lainnya, dan para wartawan.

Grote Kerk, gereja Protestan yang dibangun antara abad ke-15 dan ke-16, serta merupakan tempat dibaptisnya anggota keluarga Kerajaan Belanda, malam itu disulap menjadi oase Indonesia dengan penampilan live music, tari-tarian, serta busana-busana cantik dan elegan khas Papua.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya