Maia Estianty: Pilkada Sekarang Nggak Asik, Isunya SARA

Maia Estianty
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Rintan Puspitasari

VIVA.co.id – Maia Estianty tak mau ketinggalan menggunakan hak pilihnya, dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Dia datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), Jatipadang, Jakarta Selatan sekitar pukul 12.00, dengan menggunakan payung.

Tahapan Pilkada Jakarta 2024: Pendaftaran Paslon Dibuka 27 Agustus

Namun, sambil berlalu, Maia mengungkapkan sesuatu tentang jalannya pilkada putaran kedua. "Pilkada paling nyebelin, isunya nggak asik," katanya sambil berjalan menuju TPS 12, Rabu, 19 April 2017.

Meski merasa sedikit kecewa, saat mendatangi TPS, Maia terlihat cantik menggunakan kemeja putih dipadu rok pensil motif kotak-kotak warna merah. Tak lama menunggu, Maia segera masuk ke bilik suara, dan memberikan hak suaranya demi masa depan Jakarta lima tahun mendatang.

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

"Ya yang pasti sebagai warga Jakarta bahagia, ini kan pesta demokrasi, ya kita benar-benar memberikan suara saja, buat saya memberikan suara satu itu sangat berharga, siapapun pemenangnya pasti sudah pilihan rakyat dan takdir," ujarnya pada awak media, di TPS 12, Jakarta Selatan, 19 April 2017.

Mengenai pilkada yang panas tahun ini, Maia pun menilai, bahwa pilkada saat ini membuatnya merasa tak nyaman. "Menurut saya ini pilkada paling enggak asik, karena isunya SARA, karena isu sensitif agama itu paling enggak enak, ini menurut saya,"ujar Maia.
 
Maia pun yakin, siapapun manusia di dunia ini pasti memiliki dosa. Sehingga, ia berharap, siapapun yang terpilih, jangan dipersalahkan dan jangan saling menyalahkan satu sama lain.  

Gerindra Tak Ngotot Usung Kader Sendiri di Pilgub Jakarta

"Itu hubungan Habluminallah, mereka bukan Rokib-Atid, dan saya yakin tidak ada manusia di muka bumi ini yang enggak berdosa. Agak miris dan sedih, dengan adanya isu politik, buat saya sebagai Muslim agak sedih," ujar ibu dari Al, El dan Dul ini.

Dan harapannya untuk pemimpin yang terpilih nantinya, Maia mengatakan bahwa setidaknya Jakarta harus sama dengan negara tetangga. "Ya harus meneruskan siapapun nanti, minimal kita harus sama kayak negara tetangga."

Saat ditanya soal pilihannya, dan rok kotak-kotak yang dikenakan apakah mengacu pada pilihan nomor dua, Maia punya jawaban sendiri. "Emang ini simbolnya? Warnanya beda loh," ujarnya tertawa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya