Mengenal Dua Jenis Suntikan Anti-Aging

Ilustrasi wanita dengan keriput.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Kini semakin banyak kaum urban yang peduli dengan penampilan. Perawatan kecantikan atau estetik sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan demi menjaga penampilan tetap cantik. Dan saat ini, tren estetika medis yang tengah naik daun di Indonesia adalah perawatan untuk masalah anti penuaan atau anti-aging.

Selain Memutihkan Kulit, Perawatan Anti-Aging Juga Tak Kalah Diminati

Salah satu perawatan anti-aging yang banyak dipilih adalah suntikan anti-aging di antara yang paling populer adalah suntikan Botulinum Toxin (Botox) tipe A dan dermal filler.

Dr. Philip Levy, salah satu penggagas Aesthetic Dermatology asal Kanada mengungkapkan, suntikan dermal filler berfungsi sebagai pengganti dari jaringan lunak, mengisi lipatan dan menghapus keriput.

Perawatan dengan Emas Murni, Cegah Penuaan Dini Hingga Virus Corona

“Asam Hialuronat, Kalsium Hidroksilapatit dan asam polilaktat adalah dermal filler yang paling umum. Asam Hialuronat memiliki hasil yang cepat dalam mengurangi kerutan statis," kata Dr Levy di Veranda Hotel, Jakarta, Jumat 7 Maret 2017.

Tak hanya itu, kalsium Hidroksilapatit juga berfungsi sebagai agen pengisi dan juga perangsang produksi kolagen, sedangkan Asam Polilaktat akan merangsang pertumbuhan kolagen.

Penuaan Tak Melulu Kulit Keriput, Coba Cek Organ Dalam

"Inilah mengapa dermal filler lebih cocok digunakan untuk mengatasi keriput garis statis," jelas Dr. Levy lagi.

Sedangkan Botulinum Toxin tipe A, lanjut Dr. Levy, dapat digunakan untuk mengurangi garis ekspresi. Garis ekspresi adalah garis halus dan kerutan yang disebabkan oleh gerakan wajah dari kontraksi otot, hilangnya kelembapan, kalogen dan lemak di kulit. Ekspresi wajah berulang seperti tersenyum, cemberut, menyipitkan mata juga akan menyebabkan kompresi kulit yang menghasilkan pembentukan kerut.

“Botulinum Toxin tipe A mengganggu transmisi saraf pada neuromuscular junction, menyebabkan kelumpuhan otot dan mengurangi garis-garis dalam jangka waktu tertentu, sehingga bekerja lebih baik untuk garis ekspresi,” ungkap Dr. Levy.

Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang estetika medis, kini telah ditemukan generasi terbaru dari Botulinum Toxin. OnabotulinumtoxinA, abobotulinumtoxinA dan incobotulinumtoxinA adalah Botulinum Toxin tipe A yang umum dikenal di kedokteran estetika dan sudah disetujui peredarannya oleh FDA (Food and Drugs Association).

Incobotulinum toxin A dari Merz Aesthetics dihasilkan oleh proses pembuatan yang unik menggunakan teknologi canggih Jerman dengan  memanfaatkan produk botulinum neurotoxin tipe A yang telah disetujui FDA Amerika Serikat, yang bebas dari pengompleksan protein kini resmi disetujui untuk dipasarkan di Indonesia oleh BPOM pada 2017. Incobotulinum toxin A telah disetujui untuk penggunaan estetika di lebih dari 20 negara di seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya