Bullying Bikin Remaja Ingin Operasi Plastik

Ilustrasi remaja.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Remaja yang mengalami bullying, baik korban maupun pelaku, memiliki kecenderungan tinggi untuk melakukan operasi plastik dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami bullying.

Pelajar SD di Simalungun Jadi Tersangka Kasus Perundungan, Ini Penjelasan Polisi

Peneliti dari University of Warwick di Inggris menemukan bahwa pelaku bullying ingin menjalani operasi plastik untuk memperbaiki penampilan mereka dan meningkatkan status sosial mereka.

Sedangkan korban bullying, ingin menjalani operasi karena fungsi psikologis mereka dipengaruhi oleh perasaan rendah diri, masalah emosional yang lebih tinggi dan keinginan untuk mengubah penampilan mereka. Demikian dilansir dari laman Indian Express.

Marak Kejadian Perundungan, Kemenkes Lakukan Skrining Kesehatan Jiwa Pada Calon Dokter Spesialis

"Menjadi korban oleh teman sebaya mengakibatkan fungsi psikologis buruk, yang meningkatkan keinginan untuk operasi kosmetik," kata Dieter Wolke, profesor di University of Warwick.

"Bagi pelaku bullying, operasi kosmetik hanya bisa menjadi taktik lain untuk meningkatkan status sosial agar terlihat bagus dan mendominasi," kata Wolke.

Skandal Baru! Aktris Money Heist Korea Jeon Jong Seo Dituding Terlibat Bullying

Para peneliti melakukan studi pada 752 remaja, termasuk 139 yang diidentifikasi sebagai korban, 146 sebagai pelaku, dan 294 yang merupakan korban dan pelaku bullying. Sisa 173 remaja tidak terlibat dalam kasus bullying.

Peserta ditanya apakah mereka ingin menjalani operasi kosmetik sebagai cara membuat diri mereka lebih menarik atau mengubah penampilan mereka?

Hasilnya menunjukkan bahwa remaja yang terlibat dalam bullying lebih tertarik pada operasi kosmetik, dibandingkan dengan yang tidak terlibat dalam bullying. Keinginan untuk operasi kosmetik paling tinggi pada korban, namun juga meningkat pada pelaku bullying.

"Keinginan untuk operasi kosmetik pada remaja yang di-bully itu cepat dan tahan lama," kata Wolke.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Plastic and Reconstructive Surgery. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya