Cerita Hantu Belanda di Gedung Tua Pengadilan Negeri Surabaya

Pengadilan Negeri Surabaya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA – Kota Surabaya di Jawa Timur banyak berdiri gedung cagar budaya peninggalan masa penjajahan Belanda. Salah satunya gedung Pengadilan Negeri Surabaya di Jalan Raya Arjuno 16-18.

Geger Kisah Seorang Wanita Bercinta dan Nikah dengan Arwah Tentara

Bentuknya pengadilan negeri ini masih asli dan terawat. Hal yang menarik, ada cerita-cerita mistisnya pula menyelubungi gedung kuno tersebut.

Gedung PN Surabaya ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Nomor 188.45/004/402.104/1998. SK itu juga terpampang di sebuah pengumuman tembok di halaman gedung. Di situ tertulis pula: Gedung Ini Dilindungi Undang-undang.

GRT Anak Anggota DPR RI Jalani Sidang Perdana Kasus Pembunuhan di PN Surabaya

Berdasarkan data yang dihimpun, gedung PN Surabaya dibangun pada tahun 1924 dengan nama kala itu Lanraad. Dahulunya, kawasan pengadilan dikenal dengan Ardjoeno Boelevard. Di masa kolonial, Ardjoeno Boelevard seperti Jalan Raya Darmo kini, menjadi kawasan perumahan dengan jalan rayanya pemisah pohon berteduh di tengah-tengah.

Berbeda dengan bangunan lainnya, gedung PN Surabaya saat itu terlihat lebih formal, mengesankan aura dan wibawanya sebagai citra pengadil. Nuansa kolonialisnya begitu kental.

Siap-siap Perankan Hantu, Nita Gunawan Nonton Film Horor sampai 3 Kali Sehari

"Sampai kini tidak ada perubahan bentuk," kata juru bicara PN Surabaya Sigit Sutriono ditemui VIVA pada Rabu, 27 Februari 2019.

Gedung PN Surabaya terbagi dua, di depan satu lantai dan di belakang enam lantai. Gedung cagar budaya berada di paling depan, berdiri memanjang membentuk kotak. Ada banyak ruangan di situ, dan kebanyakan dipakai sebagai ruang sidang. Ruang Cakra yang paling luas, tempat terdakwa Ahmad Dhani disidang.

"Semua ruang sidang itu bangunan lama," ujar Sigit.

Pengadilan Negeri Surabaya

Hantu Belanda

Gedung tua identik dengan hal berbau mistik dan segala hal berkaitan dengan alam gaib. Begitu pula dengan gedung PN Surabaya yang merupakan peninggalan kolonial Belanda. Cerita tentang hantu bergaya noni-noni, suara orang Belanda bercakap-cakap di malam hari sudah lama beredar di lingkungan pengadilan.

Salah satu yang punya pengalaman mistik ialah pemuda yang biasa beraktivitas di PN Surabaya bernama Samir. "Ceritanya, tahun lalu saya ada perlu ketemu teman dan duduk-duduk di lorong bangunan sisi utara. Waktu itu saya habis salat Magrib dan menunggu teman," katanya.

Suasana pengadilan sudah sepi. Hanya ada petugas keamanan yang duduk berjaga-jaga bergerombol pada pos jaga di pintu masuk halaman, sekitar 30 meter dari lokasi Samir duduk.

"Tiba-tiba saya dengar suara orang mengobrol di dalam ruangan gedung dekat saya duduk. Bicaranya seperti ngomong bahasa Belanda. Merinding saya," ucapnya.

Sementara petugas keamanan pengadilan bernama Anang punya cerita lain. Suatu waktu saat kena bagian jaga malam, dia berpatroli mengelilingi area pengadilan. Saat jalan di lorong bagian depan gedung, ada penampakan seorang perempuan berjalan cepat di dekatnya.

"Sekelebat gitu, mas. Cewek pakai baju putih kayak perempuan-perempuan masa Belanda gitu tampilannya," ujarnya.

Hery, petugas keamanan lainnya, juga punya cerita yang bikin bulu kuduk merinding selama bertahun-tahun bertugas di pengadilan. Suara orang mandi di kamar mandi, riuh orang bercakap-cakap di salah satu ruangan, sudah biasa.

Pengadilan Negeri Surabaya

"Saya juga pernah nangani pengunjung perempuan kesurupan orang Surabaya sini. Kesurupannya itu dia ngoceh pakai bahasa Belanda," katanya.

Sigit mengakui soal rumor hantu yang kerap berkeliaran di PN Surabaya. Tetapi kalau mengalami sendiri, dia belum pernah.

"Kalau cerita dari orang-orang di sini, katanya memang sering ada penampakan, tapi kalau saya sendiri alhamdulillah belum pernah alami," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya