Tim Medis dan Psikolog Segera Tangani Korban Bom di Surabaya

Menkes RI, Nila Moeloek kunjungi korban Bom Surabaya
Sumber :
  • Viva.co.id/Diza Liane

VIVA – Tim kesehatan berupaya semaksimal mungkin untuk menangani korban. Fokus penanganan saat ini adalah pada fisik korban serta penanganan kesehatan jiwa.

COVID-19 Menuju Endemi, Aturan Wajib Masker Akan Dihapus?

Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr.dr. Nila F. Moeloek, Sp.M (K) usai mengunjungi pasien korban bom yang dirawat di RS dr. Soetomo, Surabaya, Minggu malam 13 Mei 2018. Menkes didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. dr. Kohar Hari Santoso, Sp.An., KIC., KAP. mengunjungi korban ledakan bom bunuh diri di beberapa gereja di daerah Surabaya yang sedang dirawat di RS Bedah Manyar, RSUD Dr. Soetomo dan RSAL Surabaya.

Menkes mengatakan bahwa sampai saat ini total korban meninggal dunia sebanyak 13 orang, sedangkan korban luka-luka sebanyak 47 orang. Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah dikarenakan masih ada 3 korban yang masih kritis dengan luka bakar mencapai 99 persen. 

Update COVID-19 Hari Ini 6 Maret 2022: Kasus Positif Tambah 24.867

Evakuasi korban ledakan bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya

"Untuk pasien yang kondisinya kritis dan tingkat kesulitannya tinggi saat ini sedang dirawat di RSUD Dr. Soetomo. Kami mengoptimalkan perawatan bagi seluruh korban, baik yang sedang di RSUD Soetomo maupun yang sedang dirawat di beberapa RS di Surabaya," ujar Menkes Nila dikutip dari rilis Kemenkes RI, Senin 14 mei 2018.

Kasus COVID-19 Terus Turun, Indonesia Sudah Lewati Gelombang 3?

Baca juga: Nilai yang Harus Ditanamkan Agar Terhindar dari Radikalisme

Ditemui di tempat yang sama Kadinkes Provinsi Jatim, dr. Kohar mengatakan bahwa saat ini yang paling penting adalah stabilisasi kondisi pasien. Tim Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Jawa Timur telah melakukan koordinasi lintas sektor. 

Selain itu kondisi kejiwaan korban juga perlu diperhatikan. Tenaga kesehatan, tenaga medis dan psikolog sudah disiapkan untuk memulihkan kondisi korban. Adapun prioritas penanganan kesehatan jiwa akan dilakukan pada korban dan keluarganya serta penanganan kondisi panik dan cemas warga sekitar Surabaya. 

Baca juga: Menteri Yohana Kecam Tindakan Radikalisme yang Libatkan Anak

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya