VIVA – Bentuk bibir yang penuh dan montok kini banyak menjadi dambaan para wanita. Sebagian mereka berkiblat pada bibir sensual selebritis Hollywood, Kylie Jenner.
Bak gayung bersambut, keinginan para wanita itu difasilitasi oleh penemuan di bidang kecantikan, yaitu suntik filler. Maka berbondong-bondong mereka mendatangi klinik-klinik kecantikan untuk melakukan permak bibir maupun wajah.
Filler memang dapat memunculkan perubahan secara instan, menjadi lebih cantik sesuai keinginan pengguna. Namun efeknya tidak abadi. Lama-kelamaan, seiring dengan proses metabolisme, cairan yang digunakan untuk filler dapat diserap dan larut dengan jaringan tubuh. Mekanismenya seperti mengganti air galon, perlu diisi ulang.
Lantas, apa yang akan terjadi pada kulit dan tubuh jika filler dilakukan terus-menerus? Pada dasarnya, filler dapat membebani jaringan kulit, yang berarti penggunanya membutuhkan lebih banyak cairan pengisi di setiap kunjungan ke dokter. Hal ini akan meregangkan kulit dan jaringan lebih banyak lagi.
Terlalu sering menggunakan filler dapat memiliki dampak serius, salah satunya justru mempercepat proses penuaan. "Karena jaringan kulit yang meregang karena filler, tidak akan pulih kembali dengan cara yang sama ketika Anda semakin tua," kata bedah plastik wajah Park Avenue, Andrew Jacono kepada Huffington Post.
Dokter bedah plastik kosmetik berbasis di New York, Michelle Yagoda mengatakan, setelah filler itu hilang (apakah diserap kembali ke dalam tubuh atau dilarutkan oleh dokter), ia meninggalkan celah dalam jaringan yang semakin membutuhkan lebih banyak filler dari waktu ke waktu jika ingin tetap kencang.
"Setiap kali Anda memasukkan lebih banyak filler, celah akan melebar lebih banyak dan itu menjadi celah yang lebih besar, sehingga perlu lebih banyak pengisi agar tetap terlihat sempurna," Yagoda menjelaskan.
Berbicara soal filler pada bibir, jika Anda tidak menambahkan lebih banyak filler untuk menggelembungkan celah kosong itu, bibir dapat terlihat keriput, atau bahkan cacat yang mungkin memerlukan pembedahan untuk mengoreksi, demikian kata Yagoda.
