Herd Immunity Tak Bisa Jalan Tanpa Ada Vaksin COVID-19

Masker untuk cegah penularan corona
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Herd Immunity ternyata tidak serta merta bisa mencegah COVID-19. Walaupun sudah banyak artikel dan argumen yang menyatakan kekebalan kelompok ini bisa jadi respons terdapat pandemi, Ahli Epidemiologi dari Sydney Australia, Gideon Meyerowitz-Katz menyatakan sebaliknya.

"Semua itu hanya omong kosong. Herd immunity tanpa vaksin secara definisi bukanlah tindakan pencegahan," kata Gideon dikutip Science Alert, Rabu, 27 Mei 2020.

Dia menjelaskan herd immunity sebagai konsep epidemiologi yang menggambarkan keadaan d imana populasi, biasanya orang, cukup kebal dengan penyakit sehingga infeksi tidak akan menyebar dalam kelompok itu.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Artinya akan cukup banyak orang sehat baik lewat vaksin atau imunitas natural untuk melindungi masyarakat yang lebih rentan. Gideon memang tak menyangkal jika herd immunity bisa menjadi juru selamat dari pandemi. Namun dia menekankan harus dipikir ulang karena saat ini vaksin COVID-19 belum ada.

"Ya, mungkin akhirnya terjadi, namun berharap akan menyelamatkan kita semua tidak realistis. Waktu untuk berdiskusi soal herd immunity adalah saat kita punya vaksin yang sedang dikembangkan. Karena pada saat itu kita akan benar-benar bisa menghentikan epidemi di jalurnya," kata dia.

Hal yang sama juga diungkapkan The Vaccine Knowledge Project. Menurut lembaga di Universitas Oxford itu mengatakan herd immunity hanya berfungsi jika sebagian besar populasi sudah divaksin.

Mereka juga menambahkan jika kekebalan itu tidak melindungi terhadap seluruh penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin.

"Tidak seperti vaksin, herd immunity tidak memberikan tingkat perlindungan diri tertinggi pada individu dan bukan alternatif untuk mendapatkan vaksin," tutur lembaga itu, dikutip The Independent.

Hingga ada vaksin, Gideon menyatakan pembicaraan herd immunity jadi strategi pencegahan COVID-19 adalah cara yang salah. Namun untuk mencegah infeksi caranya dengan menghindari orang yang sakit.

"Jadi tetap di rumah, tetap aman, dan berlatih physical distancing sebanyak mungkin," kata Gideon.

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Kasus konfirmasi positif COVID-19 di DKI Jakarta kembali meningkat. Per Rabu 13 Desember 2023 tercatat ada sebanyak 131 kasus baru sehingga total kasus aktif 365 kasus.

img_title
VIVA.co.id
13 Desember 2023