Wajib Tahu, Pentingnya Air Putih bagi Kesehatan Ginjal

Ilustrasi minum air putih
Sumber :

VIVAlife - Ginjal memiliki fungsi yang luar biasa dalam tubuh manusia. Selain membersihkan racun dan mengeluarkan kotoran dari darah, ginjal berfungsi mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh, serta untuk mengeluarkan hormon yang membantu produksi sel darah merah.

Jurus Turunkan Berat Badan Pakai Protein

Oleh karena itu, ginjal memainkan peran utama dalam mengatur tekanan darah dan menyeimbangkan elektrolit penting yang menjaga ritme jantung.

"Pola hidup masyarakat zaman sekarang seperti merokok, minum minuman beralkohol, makan makanan berlemak, jarang berolahraga dan sebagainya, perlahan-lahan dapat merusak fungsi ginjal," ucap Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH saat ditemui di Grand Sahid Jaya Hotel, Sudirman, Jakarta.

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa ginjal yang rusak dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti batu ginjal, infeksi saluran kemih hingga penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease/CKD) yang kemudian dapat menyebabkan gagal ginjal.

Nutrisi yang baik merupakan dasar dari kesehatan ginjal, terutama asupan air dan beberapa mineral yang terlarut, seperti natrium, fosfor, dan kalium. Air memiliki peranan penting dalam proses sistem saluran urin manusia, di mana merupakan media transportasi zat-zat yang tidak diperlukan tubuh dan membuangnya dalam bentuk urin. Dengan mengonsumsi air yang cukup, berarti Anda membantu menyelamatkan ginjal dari risiko penyakit ginjal.

"Mengonsumsi cukup air berarti mengonsumsi air dalam jumlah yang dibutuhkan agar proses pembuangan sampah urin dapat berlangsung dengan aman, dan air yang memiliki dampak metabolisme yang paling rendah adalah air putih. Sementara itu, mineral-mineral yang terlarut tersebut akan membantu ginjal untuk menjaga elektrolit dan cairan tubuh," katanya.

Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa air berperan penting dalam mencegah penyakit ginjal dalam hal mengurangi kemungkinan timbulnya batu saluran kemih bagi mereka yang berbakat batu saluran kemih dalam keluarga. Air juga berperan mencegah batu ginjal dan infeksi saluran kemih.

The European Food Safety Agency (EFSA) menyarankan asupan air setiap harinya harus memadai untuk menghasilkan volume urin sebanyak 1,6 liter untuk wanita dan 2 liter bagi pria. Untuk itu, Parlindungan menganjurkan agar mengonsumsi setidaknya 2 liter air putih sehari, sehingga jumlah urin yang dikeluarkan akan bertambah dan mengurangi konsentrasi garam serta mineral dalam tubuh.

"Selain itu, jumlah air yang dikonsumsi harus lebih banyak saat cuaca panas atau saat banyak melakukan aktivitas fisik yang mengeluarkan banyak keringat," ujarnya.

"Air merupakan zat gizi makro yang esensial, karena dibutuhkan dalam jumlah besar. Namun, tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhannya, sehingga harus diperoleh terutama dari minuman. Asupan cairan yang cukup merupakan bagian dari usaha untuk menjaga ginjal agar tetap sehat," ucap Dr. Liliana Jimenez dari Danone Research International saat ditemui di acara yang sama.

Sebelumnya, penelitian TRIP yang dilakukan Professor Francois Peronnet dari Universitas Montreal, Kanada, menemukan bahwa air yang Anda konsumsi akan masuk ke dalam sel darah dalam waktu 5 menit.

Misteri 'Bak Mandi Tuhan' Berusia 7.000 Tahun

Penelitian yang telah dipublikasikan dalam European Journal of Applied Physiology pada 2011, menemukan bahwa pada orang-orang yang biasa mengonsumsi air putih 2 liter sehari, ternyata air berada di dalam tubuh mereka selama 10 hingga 50 hari.

Air yang dikonsumsi setiap hari akan bertahan di dalam tubuh selama 10 hingga 50 hari. Air yang dikonsumsi setiap hari akan bertahan di dalam tubuh selama 10 hari, yang kemudian akan dikeluarkan melalui urin, keringat, uap pernapasan, dan tinja.

Sementara itu, tetes terakhir air yang Anda konsumsi hari ini akan keluar 50 hari kemudian. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan kualitas air yang dikonsumsi. (art)

Bayi Ini Lahir Beserta Kantung Ketuban yang Utuh
Bra

Cup Bra Terlalu Besar Picu Gangguan Kesehatan

Bra yang tidak pas dapat berpengaruh pada postur dan organ internal.

img_title
VIVA.co.id
7 Juni 2013