Studi: Akupuntur Bisa Cegah Stres

Ilustrasi Akupuntur
Sumber :
VIVAlife
Polisi Tetapkan TikToker Galih Loss Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penodaan Agama
- Praktik akupuntur kerap digunakan untuk mengurangi stres sejak zaman nenek moyang. Namun bukti biologis mengenai bagaimana praktik ini mampu mengurangi stres masih bisa dikatakan minim.

Presiden PKS: Kami Belum Dapat Pasangan Ajukan Hak Angket

Akhirnya, sekelompok peneliti di Georgetown University School of Nursing and Health Studies mencoba menggali lebih jauh soal mekanisme biologis terkait kemampuan akupuntur menghilangkan stres.
Apindo Sebut Keputusan MK Beri Kepastian Investasi dan Ekonomi


Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam
Journal of Endocrinology
, peneliti menggunakan tikus sebagai objek percobaan. Mereka merancang beberapa rangkaian tes dengan akupuntur elektronik. Tujuannya untuk memastikan bahwa setiap tikus mendapatkan perlakuan yang sama.


Peneliti menargetkan titik akupuntur di bawah lutut atau titik "Zusanli". Area ini merupakan area yang mirip pada manusia dan kabarnya menstimulasi hal tersebut dapat menurunkan stres.


Selama sepuluh hari eksperimen, peneliti memisahkan tikus-tikus menjadi empat grup. Grup pertama merupakan grup kontrol dengan tanpa perlakuan akupuntur. Kemudian grup kedua dibuat stres selama satu jam setiap hari tanpa perlakuan akupuntur.


Grup ketiga dibuat stres selama sejam tiap hari namun mendapatkan perlakuan akupuntur "sham" pada ekornya, dan grup keempat dibuat stres dan menerima perlakuan akupuntur di area Zusanli.


Tubuh tikus mengeluarkan bermacam-macam hormon dalam aliran darah sebagai reaksi terhadap stres. Para peneliti kemudian mengukur kadar hormon darah yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar adrenal yang ketiganya disebut sebagai sumbu Hipotalamus Pituitary Adrenal (HPA).


Mereka juga mengukur peptida yang terdapat dalam tikus atau biasa disebut NPY. Hasilnya, akupuntur elektronik bisa mencegah stres.


"Akupuntur elektronik menghalau stres kronis yang disebabkan peningkatan hormon aksis HPA," kata salah seorang peneliti, Dr. Ladan Eshkevari seperti dilansir laman
Huffington Post
.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya