Olahraga Saat Hamil, Seperti Apa Aturannya?

Kehamilan adalah hal paling ajaib yang terjadi di tubuh wanita
Sumber :
  • iStockphoto
VIVAlife - Baru-baru ini di Los Angeles, seorang publik akibat mengunggah foto diri yang sedang melakukan olahraga angkat besi. Ia diperkirakan akan melahirkan kurang dari dua pekan lagi. Tak jelas apa motivasinya melakukan olahraga berat itu. Namun di tengah kritik pedas yang didapatkannya, banyak juga orang yang setuju jika olahraga baik dilakukan pada masa kehamilan.
Cerita Herjunot Ali yang Sudah 20 Tahun Jadi DJ

Lalu apa sebenarnya manfaat olahraga saat hamil? Seperti dilansir WebMd, olahraga ketika hamil mampu mencegah kenaikan berat badan yang terlalu cepat, memperkuat kehamilan, dan memperlancar persalinan. Bahkan menurut Laura Riley, aktif bergerak ketika hamil adalah solusi tepat bagi kesehatan ibu dan janin. 
TikToker Galih Loss Resmi Ditahan, Terancam Hukuman Penjara 6 Tahun

Meski begitu, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter jenis atau program olahraga apa yang sesuai dengan kondisi kehamilan. Karena wanita dengan kondisi atau komplikasi tertentu tidak diperbolehkan olahraga. Berikut mitos dan fakta soal olahraga saat hamil yang wajib diketahui:
Airlangga Dapat Dukungan Satkar Ulama jadi Ketum Golkar Lagi, Didoakan Menang Aklamasi

Detak jantung tidak melebihi 130 per menit.

Mitos. Faktanya, tidak ada target berapa detak jantung wanita hamil ketika berolahraga. Sebagai gantinya, para pakar telah menetapkan Rate of Perceived Exertion (RPE) atau skala yang menentukan seberapa keras seseorang berolahraga dan apa yang dirasakannya ketika berolahraga.

Tidak aman berolahraga perut selama hamil.

Mitos. Olahraga perut sebenarnya aman dilakukan selama kehamilan. Bahkan, olahraga ini memberikan banyak keuntungan. "Selama hamil, perut, termasuk lantai pelvis, perlu diperkuat. Bagian ini tidak hanya menolong janin selama kehamilan, tetapi juga saat melahirkan, dan pemulihan," ujar Sue Fleming, instruktur fitnes bersertifikasi.

Latihan yang perlu dihindari, justru latihan punggung. Olahraga ini tidak boleh dilakukan jika sudah memasuki trimester ketiga.

Lari baik untuk kehamilan.

Fakta. Ketika kehamilan sehat, berlari tidak akan menjadi masalah. Tetapi, jika merasa ada yang aneh pada tubuh, segera hentikan olahraga ini. 

Hamil membuat tubuh rentan cedera.

Fakta. Selama hamil, tubuh memproduksi hormon relaksin. Hormon ini berfungsi membantu melumasi sendi, untuk memudahkan proses kelahiran. Ketika sendi terlalu longgar, risiko cedera pun meningkat. Maka, wanita hamil disarankan untuk tidak melakukan latihan yang terlalu banyak membebani sendi.

Tidak semua jenis olahraga aman dilakukan selama hamil.

Fakta. Jenis olahraga yang melibatkan keseimbangan, seperti bersepeda dan bermain ski, atau olahraga dengan kontak fisik tinggi, seperti basket, dapat berisiko jika dilakukan saat hamil.

"Setelah trimester pertama, keseimbangan tubuh akan sedikit terganggu sehingga perlu dihindari jenis latihan yang membutuhkan keseimbangan," ujar Fleming.

Olahraga terlalu banyak, nutrisi untuk bayi akan berkurang. 

Mitos. Faktanya, dengan berolahraga bayi akan mendapat nutrisi yang ia butuhkan. Jadi apapun yang dilakukan selama hamil tidak akan mengurangi cadangan makanan yang dibutuhkan oleh bayi. Yang mempengaruhi nutrisi untuk bayi adalah konsumsi makanan bergizi. Cara makan pun sebaiknya sedikit-sedikit namun sering, bukan sekaligus makan banyak.

Tak pernah berolahraga, jangan olahraga saat hamil.

Mitos. Jika tidak pernah berolahraga sebelumnya, hamil memang bukan waktu yang tepat untuk tiba-tiba menjadi sangat aktif. Namun bukan berarti Anda hanya menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan. Tetap aktif bergerak untuk mengerjakan tugas sehari-hari atau sekadar berjalan-jalan santai tetap dibutuhkan untuk menjaga kandungan yang sehat.

Berhenti total saat kehamilan mengalami gangguan.

Mitos. Saat adanya gangguan seperti nyeri, bercak, pusing, atau mual, olahraga memang perlu dihentikan. Akan tetapi, hal itu bukannya membuat Anda untuk berhenti olahraga selamanya. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dari gangguan yang dialami. Tanyakan juga kapan waktu yang tepat untuk kembali berolahraga. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya