VIVAlife - Sampai sekitar satu dekade lalu, diabetes diketahui hanya memengaruhi orang dewasa di usia pertengahan 30-an. Namun, seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin modern, penyakit diabetes mulai mengintai remaja, antara kelompok usia 12 sampai 18 tahun.
Dikenal sebagai diabetes anak-anak, seperti yang terjadi pada anak-anak sejak usia 10 tahun. Ini menjadi kekhawatiran baru bagi kalangan orangtua.
Seperti diberitakan Times of India, konsultan gizi gaya hidup, Tripti Gupta menyatakan, "10 persen per kasus anak-anak dan remaja yang berkonsultasi dengan saya menderita obesitas, kekurangan gizi, pertumbuhan terhambat, dan kurangnya stamina juga menderita diabetes. Ini menjadi masalah kesehatan yang semakin umum," katanya.
Menurut konsultan pakar bedah bariatrik dan obesitas, Dr. Kiran Rukadikar, sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa hampir satu dari empat remaja India perkotaan berusia 12-18 tahun berada di ambang terkena diabetes.
Untuk itu, para orangtua diminta lebih waspada dan selalu mengontrol kondisi kesehatan anak. Agar terhindar dari diabetes, panduan para ahli menyebut, ada beberapa hal yang bisa membantu para orangtua mengurangi risiko penyakit gaya hidup ini.
Rajin cek ukuran pinggang anak
Obesitas tetap menjadi salah satu penyebab utama penyakit ini. Sementara itu, diabetes ada dua macam, Tipe I dan Tipe II. Remaja rentan untuk mengembangkan penyakit ini. Hidupnya bahkan bisa tergantung pada insulin.
Gupta menambahkan, "Herediter, ketidakseimbangan hormon, dan gaya hidup yang buruk adalah penyebab utama diabetes di usia muda. Kurangnya aktivitas fisik, banyak mengonsumsi junk food dan ketiakseimbangan gizi menyebabkan fluktuasi kadar hormon pertumbuhan anak. Akibatnya, tingkat insulin tak seimbang dan menyebabkan diabetes mellitus dan penyakit terkait lainnya."
Rutin cek kesehatan
Tidak seperti penyakit lain, penyakit gaya hidup ini tidak mudah untuk dideteksi, terutama pada usia muda. Seorang remaja mungkin tidak menunjukkan gejala luar.
Diabetes justru akan terdeteksi secara tidak sengaja selama pemeriksaan darah, atau ketika dokter mencurigai diabetes hingga memerintahkan melakukan tes laboratorium.
Gupta menambahkan, "Sulit bagi orangtua untuk mencurigai diabetes pada anak mereka, tetapi penting untuk diwaspadai gejala seperti poliuria (sering kencing), polifagia (makan berlebihan), polidipsia (haus yang berlebihan), perubahan suasana hati, dan lekas marah, gatal-gatal alat kelamin, dan penurunan berat badan mendadak."
"Selain itu, biasakan untuk rutin melakukan check up kesehatan untuk anak Anda, segera setelah ia memasuki usia remaja."
Beri perhatian untuk anak
Meskipun diabetes bukanlah penyakit yang fatal, tapi dalam jangka panjang dapat menyebabkan sejumlah masalah lain. di mana remaja penderita diabetes lebih rentan terhadap penyakit jantung, kolesterol tinggi, stroke, serangan jantung, dan kelelahan konstan.
"Setelah didiagnosis, anak lebih mungkin mengalami depresi, merasa terisolasi, dan bahkan malu tentang situasi medis ini, khawatir bahwa pasangan dan teman-teman mereka mungkin menolak mereka atau mengucilkannya."
Dalam kondisi seperti ini, penting bagi orangtua untuk membantu anak, agar bisa menerima masalah kesehatannya. Teruslah memberikan dukungan, bukan menyalahkan mereka. "Membuat anak Anda memahami bahwa diabetes bukanlah akhir dalam kehidupan, dan bahwa hal itu dapat dikendalikan oleh modifikasi gaya hidup," kata Dr. Rukadikar.
Modifikasi gaya hidup
Anak-anak cenderung mengikuti gaya hidup orangtuanya. Jadi, penting untuk mengubah kebiasaan gaya hidup dari seluruh keluarga. Kata Gupta, "Orangtua harus memberi contoh, melakukan aktivitas yang cukup dan kebiasaan makan yang sehat. Jika anak Anda sangat menyukai junk food, pastikan hanya mengkonsumsi makanan tersebut satu kali selama satu pekan."
Alangkah baiknya perbanyak konsumsi serat dan makanan tinggi omega-3 dalam diet anak Anda. Ini bisa menjaga keseimbangan lemak, yang pada gilirannya mengontrol keseimbangan hormonal.
Sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, susu sapi, dan protein yang sehat harus menjadi bagian besar dari diet anak-anak. Karena sifat estrogen yang tinggi, kedelai dapat diberikan dalam jumlah yang tak berlebihan, khususnya untuk anak laki-laki yang sedang dalam masa pertumbuhan. "Minum susu sapi yang sehat merupakan faktor kunci sehat untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan." (asp)