Ketahui Manfaat dan Efek Samping Terapi Bekam

Natalie Coughlin Perenang Asal Amerika
Sumber :
  • Instagram nataliecoughlin
VIVA.co.id
Benarkah Bekam Baik untuk Tubuh
- Ada yang unik pada pagelaran Olimpiade Rio 2016 yang berlangsung 5 Agustus 2016. Beberapa peraih medali pada ajang olimpiade tersebut terlihat memiliki memar merah berbentuk lingkaran disekujur tubuhnya. Ya, tanda lingkaraan merah tersebut adalah bekam. Atlet Michael Phelps perenang asal Amerika, Alex Naddour dan kelompok atlet senam lantai asal Amerika juga dilaporkan berbekam sebelum menjalani Olimpiade tersebut.

Mengenal Thibbun Nabawi Bekam dalam Konteks Syari dan Medis

Bekam adalah salah satu pengobatan alternatif, menggunakan mangkuk kaca yang berfungsi untuk menyedot darah dari permukaan kulit. Para pengobat tradisional percaya bahwa terapi bekam dapat mengatur transportasi darah untuk menyembuhkan berbagai penyakit medis.
Cara Kerja Bekam dalam Melancarkan Darah


Terapi bekam merupakan kepercayaan yang berasal dari kitab pengobatan kuno yang berasal dari Mesir, China dan Timur Tengah. Salah satu buku pengobatan kuno di dunia Ebers Papyrus, menuliskan bahwa bangsa mesir menggunakan pengobatan ini pada 1550 SM.

Meskipun masih diragukan dalam pengobatan medis, namun ternyata pengobatan tradisional ini justru populer dikalangan atlet hingga selebriti dunia seperti Gwyneth Paltrow, Lionel Richie dan Jenifer Love Hewit juga menerapkannya.


Dilansir
Webmd
, American Cancer Society mengatakan bahwa pengobatan barat bersikap skeptis terhadap bekam. Lembaga ini juga memberikan pernyataan bahwa berdasarkan bukti dasar penelitian yang telah dilakukan, bekam tidak mampu menyembuhkan kanker atau penyakit medis lainnya. Dalam pernyataannya menyebutkan bahwa laporan mengenai keberhasilan bekam mengatasi penyakit medis lebih banyak berbentuk anekdot dan  empiris saja, tidak ada bukti ilmiah.


Meski demikian, pada 2012 sebuah studi yang diterbitkan jurnal
PLoS ONE
menyebutkan bahwa terapi bekam memiliki manfaat lebih dari sekedar efek plasebo. Australia dan China menerbitkan sekitar 135 studi mengenai terapi bekam yang diterbitkan di sekitar tahun 1992 dan 2010. Mereka menyebutkan bahwa terapi bekam akan berdampak efektif jika dikombinasikan dengan pengobatan tradisional lain seperti akupuntur dapat mengobati penyakit seperti herpes, masalah jerawat, paralisis wajah, dan spondilosis servikal.


Namun, para peneliti langsung menyanggahnya dan mengakui banyak penelitian yang bias. Mereka mengatakan bahwa penelitian tersebut tidak menggambarkan kesimpulan yang pasti.


Macam terapi bekam


Bekam memiliki dua macam prosedur, yaitu bekam kering (hanya disedot dengan mangkuk kaca) dan bekam basah (kombinasi antara penyedotan dan mengontrol jalur darah untuk pengobatan). Para pengobat tradisional percaya bahwa bekam basah dapat membantu mengeluarkan zat berbahaya dan racun dalam tubuh untuk menyebuhkan.


British Cupping Society mengatakan bahwa terapi bekam dapat digunakan dalam kondisi tertentu untuk mengatasi beberapa penyakit seperti anemia, hemophilia. Lalu penyakit Rematik seperti arthritis dan fibromyalgia. Bekam juga dipercaya mampu meningkatkan kesuburan, juga masalah kulit seperti eksim dan jerawat. Tekanan darah tinggi atau hipertensi, migrain, cemas dan depresi, masalah saluran pernapasan seperti alergi, asma, juga varises dapat diatasi pula dengan bekam. Bekam juga dipercaya dapat meredakan sakit dan inflamasi pada tubuh. Selain itu, bekam juga membantu meringankan mental psikis relaksasi.


Efek samping bekam


Meski relatif aman dilakukan, namun bekam memiliki efek samping jika tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional.


1. Tidak nyamanan

2. Merasa terbakar

3. Memar

4. Infeksi kulit


Berdasarkan British Cupping Society, terapi bekam  tidak boleh dilakukan oleh;


1. Ibu hamil atau wanita yang sedang menstruasi

2. Penderita kanker metastatic (kanker yang menyebar dari satu tubuh ke bagian lain)

3. penderita kontraksi otot


Satu hal yang meresahkan adalah bahwa banyak pasien yang melewatkan pengobatan medis. American Cancer Society mengungkapkan bahwa akan berbahaya jika penderita kanker menjalani terapi ini tanpa pengawasan dan bahkan mengabaikan pengobatan medis yang seharusnya ia lakukan, ini bisa fatal.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya