Tahun Kedua Pernikahan, Pasangan Mulai Kehilangan Gairah

Ilustrasi pasangan
Sumber :
  • pixabay/marmax

VIVA.co.id – Salah satu ungkapan dalam novel fiksi karya Alan lightman berjudul Einstein's Dream menjabarkan tentang makna cinta. Dalam tulisannya, Alan menyebutkan bahwa cinta memiliki kadar yang suatu saat bisa habis seiring dengan berjalannya waktu. Tampaknya ungkapan tersebut benar adanya. Karena sebuah penelitian membuktikan bahwa gairah cinta antarpasangan sewaktu-waktu dapat pudar.

Respon Han So Hee Soal Reaksi Hyeri: Memang Lucu Pacaran Setelah Putus?

Sebuah penelitian dilakukan di Munich's Ludwig Maximilian University. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa mereka berhasil mengidentifikasi kapan pasangan suami istri mulai kehilangan gairah cinta mereka.

Dilansir laman The Sun, dalam penelitian tersebut para peneliti menanyai 3.000 orang berusia antara 25-40 tahun untuk mengevaluasi kehidupan seks mereka. Mereka kemudian mendapatkan hasil bahwa tahun pertama pernikahan terjadi perkembangan positif terhadap kepuasan seksual, namun di tahun berikutnya mulai terjadi penurunan.

Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Ini Perjalanan Cinta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Tahun pertama kehidupan pernikahan, biasanya pasangan sangat bergairah karena mereka ingin memuaskan pasangan mereka. Namun, setelah hal itu tercapai, dorongan seksual yang berbeda mulai kelihatan dan frekuensi seks mulai berkurang.

Para peneliti juga menemukan kalau gairah dalam pernikahan tersebut akan terus menurun seiring berjalannya waktu. Hanya 27 persen pasangan yang berhasil mencapai 16 tahun dan mengatakan mereka puas secara seksual.

Kian Romantis, Nikita Mirzani dan Rizky Irmansyah Tertangkap Kamera Lakukan Hal ini

Namun demikian, ada sisi positif dari penemuan ini. Penelitian ini juga menemukan bahwa pasangan yang sudah memiliki anak tidak akan terpengaruh secara negatif dalam kehidupan seksnya.

"Kami tidak menemukan bahwa memiliki anak memberikan pengaruh besar terhadap kepuasan seksual pasangan. Ini luar biasa karena penelitian menunjukkan kalau frekuensi seksual sangat terpengaruh oleh keberadaan dan usia anak," ujar para peneliti.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya