Penderita Kanker Kehilangan Payudara Kiri Sejak Remaja

Diah Nur Ratri
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diza Liane

VIVA.co.id – Mengidap kanker bukan hal yang mudah, apalagi di usia yang masih sangat belia. Ini dialami Diah Nur Ratri, yang harus kehilangan payudaranya akibat kanker. Terlebih, hal itu terjadi bersamaan saat ia akan menjalani Ujian Nasional (UN).

Banyak Kasus Kanker Anak Tidak Terdiagnosis, Ini Sebabnya

Berawal dari kecurigaannya terhadap tumbuhnya lemak lain di sekitar payudara sebelah kiri pada tahun 2012 silam. Kemudian ia akhirnya memeriksakan diri ke puskesmas dan didiagnosa mengidap kanker stadium dua.

"Periksa ke puskesmas, ternyata benjolan lemak itu adalah kanker. Benjolannya udah sebesar dua sentimeter. Akhirnya ke dokter dan disaranin untuk mastektomi payudara kiri, tapi aku nggak mau karena masih harus UN," ujar gadis cantik itu saat ditemui di Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta, Rabu 7 September 2016.

Kisah Tiga Keluarga di Australia Menghadapi Kanker

Karena tuntunan UN, Diah akhirnya tidak menjalani mastektomi di saat itu dan lebih memilih perawatan alternatif. Namun nyatanya, selama setahun, perawatan alternatif itu tidak memberikan dampak positif dan malah membuat keadaannya semakin buruk.

"Selama setahun nggak ada perubahan, malah benjolan makin besar jadi empat sentimeter. Kemudian pecah (benjolannya), keluar nanah dan darah. Sempat terasa mual, nggak bisa makan, muntah, dan akhirnya ambruk nggak bisa jalan," kenang Diah.

Jokowi Akan Atur Biaya Pengobatan Kanker untuk Anak

Terlebih, berat badannya yang dulu sempat mencapai 52 kilogram, harus turun drastis hingga 30 kilogram yang membuat penderitaannya semakin menjadi-jadi. Akhirnya, lepas dari kelulusan UN, gadis berkacamata itu memutuskan untuk ikhlas melakukan mastektomi payudara sebelah kiri.

"Akhirnya tahun 2014, pas udah 19 tahun, aku ke RSPAD Gatot Subroto, diperiksa lagi dari awal dan ternyata udah stadium empat. Akhirnya harus radiasi 25 kali, terapi kemo payudara enam kali, bondronat untuk tulang 10 kali," kata Diah.

Kondisinya yang bisa kembali berjalan disebabkan perawatan kemoterapi yang telah dijalani sebanyak tiga kali. Meski sempat terasa lemas dan kerontokkan rambut akibat kemo, Diah menyadari bahwa perawatan pada kanker memang sudah sepatutnya dilakukan oleh para ahli medis yang berwenang sehingga tubuhnya bisa kembali bugar.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya