Pilihan Olahraga Bagi Penderita Obesitas

Kelas aerobik bagi wanita obesitas
Sumber :
  • REUTERS/Juan Carlos Ulate

VIVA.co.id – Kegiatan berolahraga adalah hal penting dilakukan, minimal tiga kali seminggu. Namun, pada pasien obesitas atau seseorang yang memiliki bobot tubuh berlebih, kegiatan berolahraga menjadi hal yang harus diwaspadai karena mampu memicu serangan jantung.

6 Tips Super Mudah Agar Tetap Wangi Setelah Berolahraga Intensif

Namun, bukan berarti pasien obesitas atau yang betubuh gemuk tidak bisa melakukan olahraga. Tentunya ada olahraga jenis tertentu yang cocok dilakukan oleh pasien obesitas atau orang bertubuh gemuk.

Disebutkan oleh Dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP (K) bahwa terdapat dua tipe olahraga yang aman untuk dilakukan bagi mereka yang memiliki berat tubuh berlebih mencakup isotonik atau yang fokus pada kardio dan isometrik yang fokus dengan angkat beban.

Banyak Makan Manis dan Berlemak Saat Lebaran, Lakukan Tips Ini untuk Tetap Sehat

“Ada dua tipe yang aman untuk obesitas yaitu kardio dengan berjalan cepat atau angkat beban di gym, misalnya. Keduanya aman dilakukan selama tidak berlebihan, karena gym yang terlalu di-push bisa mengakibatkan kematian mendadak," ucap spesialis jantung, Dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA, di acara Waspada Obesitas Sebabkan Risiko Pelebaran dan Penebalan Jantung, di RS Harapan Kita, Jakarta, Rabu, 28 September 2016.

Namun, penerapan yang berbeda diberikan pada mereka yang obesitas disertai hipertensi. Sebab, hanya boleh melakukan salah satunya saja yaitu isotonik.

Termasuk Polusi Udara, Ini 10 Penyebab Penyakit Jantung yang Perlu Diketahui

"Kalau sudah kena serangan jantung, sebaiknya lebih ke kardio saja olahraganya. Hindari angkat beban karena beban jantungnya nanti bisa meningkat dan akhirnya malah berbahaya," ucapnya.

Terlebih, Ario menganjurkan agar olahraga tetap dilakukan meski tubuh sudah mengalami dua penyakit tersebut. Dengan demikian, olahraga yang dilakukan rutin akan membuat tubuh terhindar dari macam penyakit lainnya.

"Kalau mampu keduanya, boleh dilakukan seimbang antara isotonik dan isometrik. Tapi meski sudah ada penyakit ini, enggak perlu setop olahraga agar kemampuan fisik tetap terjaga, asal jangan berlebihan olahraganya," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya