- VIVA.co.id/ Purna Karyanto
VIVA.co.id – Bagi pasangan muda yang baru saja memiliki momongan tentunya wajib mempersiapkan pola asuh dan tumbuh kembang buah hatinya. Namun sayangnya belum ada kurikulum atau pendidikan khusus yang mewadahi hal tersebut. Padahal pola asuh dalam keluarga sangatlah penting dan menentukan masa depan anak dalam bersosialisasi kelak.
Yulia Indriati, penggiat Komunitas Relawan Penggalang Keluarga atau Rangkul dari Yayasan Keluarga Kita mengungkapkan bahwa keluarga adalah penentu bagaimana kehidupan bermasyarakat anak kelak.
“Keluarga adalah pendidik pertama dan utama dalam masyarakat, jadi perannya besar sekali dalam kelangsungan bermasyarakat. Kita percaya bahwa pengasuhan enggak pernah personal. Bagaimana kita membesarkan anak kita akan berdampak ke masyarakat, dan bagaimana dia berperan dalam masyarakat," ungkap Yulia kepada VIVA.co.id dalam kelas parenting pada Jumat, 7 Oktober 2016.
Banyaknya informasi tentang parenting yang beredar kerapkali menyulitkan orangtua untuk memulai. Fokus pada pendidikan pengasuhan, Keluarga Kita membagi materi dalam tiga kurikulum dasar parenting, agar mudah dipahami dan diterapkan dalam keluarga.
"Saking banyaknya konten parenting, kalo di Google akan keluar 1 juta page.Sebenarnya kami mau menengahi itu, dengan konten sebanyak itu, tentunya bagi orangtua atau ibu muda pasti bungung harus mulai dari mana," ujar Yulia
Itu sebabnya, Yulia menambahkan bahwa Keluarga Kita membuat konten kurikulum parenting untuk merangkum semua informasi yang dibutuhkan keluarga.
"Kami ingin menstrukturkan konten itu, yang mencakup semua konten dasar yang dibutuhkan orangtua," ujarnya.
Kurikulum yang dijabarkan Yulia difokuskan pada hubungan antar anak dan keluarga, lalu pola asuh, dan disiplin.
Berikut ini kurikulum dasar parenting yang wajib dikuasai orangtua.
1. Hubungan reflektif
Setiap anggota keluarga berperan dan berkontribusi dalam menciptakan interaksi yang menyenangkan dan bermakna itulah hubungan reflektif. Karena itu, kekuatan individu akan menjadi kekuatan keluarga inti, kekuatan keluarga besar, dan kekuatan masyarakat untuk mendukung kebahagiaan setiap anak di lingkungan yang sehat. Itulah yang dimaksud hubungan reflektif.
"Hubungan reflektif itu misalnya kalau mengasuh anak harus kompak, karena susah banget untuk mengasuh anak kalau lingkungan di sekitar anak itu enggak kompak. jadi penting sekali memperbaiki hubungan antar pasangan dan keluarga untuk membentuk pola asuh yang baik bagi anak," ujar Yulia.
2. Disiplin positif
Disiplin diri adalah salah satu kompetensi dasar yang menjadi tujuan dalam pengembangan anak yang utuh. Menumbuhkan disiplin dengan memberdayakan anak dan menggunakan pendekatan yang baik adalah salah satu tugas utama pengasuhan.
"Konten disiplin, semua hal tentang disiplin dipelajari dalam konten ini. Misalnya kemandirian, tanggung jawab, lalu bagaimana mendukung anak bukan hanya di sekolah tapi di mana saja, dan sepanjang masa pertumbuhannya," kata Yulia.
3. Belajar efektif
Proses belajar sepanjang hayat mutlak diperlukan anak dalam menghadapi tantangan masa depan. Pemahaman akan keterampilan dan sikap yang terkait pembelajaran di setiap tahapan perkembangan esensial dimiliki orangtua.
"Dalam kurikulum ini dipelajari bagaimana mendukung anak agar sukses dan terampil menghadapi tantangan masa depan. hal itu juga terkait pendidikan anak usia dini juga masalah masalah kecerdasan," ujarnya.
Yulia juga menambahkan dengan kurikulum yang sudah terstruktur ini, orangtua sudah dengan mudah menjalani pola asuh yang tepat selama jangka panjang.
