- Pixabay/ condesign
VIVA.co.id – Banyak orang memilih untuk menekan tombol tunda pada alarm demi mendapatkan waktu tidur ekstra. Tapi, menurut sejumlah ahli, kembali tidur setelah mematikan alarm justru akan menambah rasa lelah dan membuat mengantuk.
Hal ini karena jeda alarm sangat sempit sehingga tubuh tidak punya cukup waktu untuk kembali terlelap. Terlebih, sesuatu yang tidak rutin akan membuat otak tidak bisa menangkap arti dari alarm itu dan mengacaukan jam tubuh.
Ini merupakan teori yang sudah didukung oleh banyak ahli, termasuk ilmuwan prilaku Dan Ariely. Dalam sebuah artikelnya Ariely menulis, pasanglah alarm pada waktu benar-benar harus bangun.
"Karena Anda harus bangun jam tujuh pagi, Anda terdorong untuk memasang alarm lebih awal, katakanlah pukul 6.40, lalu Anda bisa menekan tombol snooze beberapa kali hingga pukul 07.00 atau bahkan 07.15," kata Ariely seperti dikutip Independent.co.uk.
Namun, lanjut Ariely, jika menerapkan strategi ini, tubuh tidak akan bisa mempelajari respons dari kondisi antara mendengar alam dan bangun.
"Secara keseluruhan, tubuh kita akan melakukan tugas lebih baik ketika mereka bisa terbiasa dengan satu perintah jelas, bangun dari tempat tidur setelah bunyi alarm," kata Ariely.
Tapi, ketika bermain dengan tombol snooze, tubuh akan mendapatkan pesan yang membingungkan. Terkadang kita mendengar suara berdering lalu bangun, terkadang kita mendengarnya dan mendiamkannya selama 10 menit atau lebih, terkadang kita berbaring untuk 20 menit lagi, dan seterusnya.
Memang terasa menggoda untuk kembali menarik selimut beberapa menit lagi, tapi waktu ekstra itu tidak akan memperbaiki waktu tidur, tapi justru berakibat buruk bagi tubuh.
Jika belum siap bangun dari tempat tidur, artinya tidak mendapat waktu tidur yang cukup. Jadi, pastikan Anda mendapatkan waktu tidur yang direkomendasikan yaitu tujuh hingga sembilan jam.
