Indonesia Peringkat Dua Tuberkulosis Dunia

Ilustrasi flu dan batuk
Sumber :
  • Telegraph

VIVA.co.id – Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia, TB juga masih menjadi beban di Indonesia.  Dalam 'Diskusi  Mewujudkan Indonesia Bebas Tuberkulosis', Koesmedi Priharto Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, mengatakan, bahwa Indonesia menempati peringkat kedua di dunia, setelah Tiongkok, dan India.

Indonesia Masuk Risiko Rendah Penularan COVID-19 di Dunia

"Berdasarkan survei prevalensi yang dilakukan oleh Badan Litbang Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan pada tahun 2013 - 2014 Indonesia menduduki peringkat kedua dengan beban permasalahan TB terbesar di dunia dengan  prevalensi 647 per 100.000," kata Koesmedi, Rabu 7 Desember 2016.

Sementara itu, ia juga memaparkan bahwa, tahun 2015 total kasus TB DKI Jakarta berjumlah 22.339 kasus dengan jumlah kasus di Jakarta Timur 7.395 kasus, Jakarta Barat 5.000 kasus, Jakarta Pusat 3.805 kasus, Jakarta Selatan 3.801 kasus, Jakarta Utara 2.328 kasus dan Pulau Seribu 10 kasus. Tahun 2016 sampai dengan triwulan ke-3 sebanyak 17.123 kasus.

Para Produser Desak Pemerintah Keluarkan Aturan Kesehatan Soal Syuting

"Permasalahan TB bukan hanya TB sensitif obat tetapi juga beban permasalahan dengan semakin meningkatnya TB Resisten Obat atau yang sering disebut dengan TB MDR (Multi Drug Resistance)," kata dia.

Dia juga menjelaskan bahwa, dalam Strategi Nasional Penanggulangan TB tahun 2016 -2019 salah satu fokusnya ialah menemukan kasus lebih banyak dengan menemukan pasien lebih dini sehingga dapat memutus penularan dan mengurangi angka kematian.

Setiap Tahun 13 Ribu Balita Resisten Obat Tuberkulosis

"Saat ini penemuan kasus TB baru 32 persen, sehingga sisa 68 persen yang masih hilang dari cakupan program. Cakupan ini jelas tidak akan mampu  menurunkan secara signifikan risiko penularan dan kasus TB di negara kita," ujarnya.

Menurutnya, penanggulangan TB saat ini harus menjadi isu bersama lintas kementerian, lintas program dan sektor, tidak hanya itu, semua komponen masyarakat dari tingkat terkecil, keluarga, masyarakat serta jajaran Pemda Kabupaten Kota , sehingga target lndonesia bebas TB tahun 2050 dapat kita capai.

"Kita harus menjadikan TB adalah urusan semua orang. Salah satu contoh dukungan tersebut adalah melalui Kementerian Dalam Negeri kepada Gubernur di seluruh Indonesia melalui Surat Edaran Nomor 44014838/Bangda tanggal 26 Oktober 2016 tentang Dukungan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya