Waspada Tungau, Picu Alergi Kronis

Tungau
Sumber :
  • http://www.kabarbronis.com

VIVA.co.id – Tungau merupakan microspder yang tak kasar mata dan hanya dapat dilihat melalui mikrioskop. Berdasarkan hasil riset  The Journal of Allergy and Clinical Immunology, tungau dapat hidup di tempat lembap, atau sekitar 25-31 derajat celcius dan terpapar kulit manusia, karena sel kulit mati yang ditinggalkan manusia.

Dokter Bingung Asal Muasal Benda Asing Mirip Paku di Tubuh Stevie Agnecya, Kena Santet?

Sel-sel inilah yang kemudian menjadi makanan bagi tungau dan menjadi berbagai pencetus alergi seperti, asma sinusitis, dan alergi atopik yang dapat berakibat kronis jika dibiarkan.

Tungau bisa mucul dan berkembang biak ditempat tempat di berbagai sudut-sudut rumah, mulai dari sofa, karpet, gorden, bahkan tumpukan buku sekalipun.

3 Dampak Negatif Tidur dengan Kucing Peliharaan, Bisa Tertular Penyakit Zoonotik

dr. Litya Ayu Kanya Anindya, Spkk menjelaskan, atopik sendiri ialah kondisi genetik dimana seorang jadi rentan untk mengalami episode berulang dalam bentuk asma, rintis alergik, dan dermatitis atopik.

"Rinitis itu bersin-bersin kalau misal bangun pagi. Kalau dermatitik atopik ini biasa dikenal dengan eksim, itu kondisi kulit yang kronik dan berulang yang mekanismenya menyebabkan alergi," kata Litya, saat peluncuruan servis Hyydro clean, di Veranda Hotel, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 15 Desember 2016.

Wanita Alergi Sperma dan Kondom: Saya Tidak Tahu Bagaimana untuk Punya Bayi

Dia melanjutkan, meski tungau tidak terlalu berbahaya, tetapi kotoran yan ditimbulkan oleh tungau sendiri bisa menyebabkan sejumlah alergi pada orang tertentu.

"Tungau ini alergen spesifik, artinya hanya orang tertentu yang bisa (terkena). Tapi harus ingat, alergi bukan berarti secara langsung. Mungkin kita tidak alergi kuat, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Hanya saja, butuh waktu lama sampai terkena, dibanding orang yang punya riwayat alergi," tambah dia.

Dalam  tahap yang fatal, alergi atopis ini untuk asma bisa menimbulkan kesulitan untuk bernafas. Sedangkan untuk kulit, bisa menjadi kronik kulitnya dan rusak.

"Ini dan akan mempermudah zat lain masuk, sampai bisa menimbulkan demam," ungkap dia.

Litya juga melanjutkan, untuk atopik sendiri salah satu cara terbaik adalah dengan menghindarinya. Untuk itu, harus diidentifikasi terlebih dahulu faktor pencetusnya.

"khusus dermititis itu harus ada perawatan kulit dan obat-obatan, kalau ringan bisa pakai obat oles kalau berat bisa pakai obat minum," tambah dia.

Gatal pada Mrs. V

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya