Studi: Penderita Migrain Berisiko Alami Stroke Saat Operasi

Ilustrasi stroke
Sumber :
  • Freewallpaper

VIVA.co.id – Sejumlah ilmuwan memperingatkan, pasien yang menjalani operasi atau pembedahan dan memiliki riwayat migrain, memiliki risiko yang tinggi terkena stroke.

Kaya Protein Hingga Cegah Stroke, Jangan Lupa Masukkan Seafood ke Menu Ramadhan

Penelitian yang dilakukan sejumlah ilmuwan itu juga menemukan bahwa meskipun dianggap sebagai kondisi yang tidak parah, tapi hal itu juga meningkatkan peluang pasien itu bisa dirawat lagi di rumah sakit.

Dan mereka yang memiliki migrain dengan aura, yang terjadi setelah pasien melihat cahaya kilat, memiliki risiko yang lebih tinggi lagi.

Wafat di Usia 97 Tahun, Solihin GP Sempat Enam Kali Alami Stroke hingga Lumpuh

Dikutip laman Daily Mail, para ahli sekarang juga mengatakan, bahwa sakit kepala yang membuat lemah yang menyerang satu di antara lima wanita ini, harus dimasukkan ke dalam penilaian risiko individu pasien sebelum mereka menjalani operasi.

Penelitian sebelumnya telah mengaitkan migrain dengan stroke karena efek perubahan tekanan darah mereka. Namun, para peneliti dari Harvard Medical School ingin menilai faktor risiko ini selama pembedahan, ketika peluang terjadi stroke meningkat.

Beberapa Masalah yang Bisa Muncul Setelah Pasang Ring Jantung

Mereka melakukan studi pada 125.558 pasien bedah antara Januari 2007 hingga Agustus 2014. Para pasien  itu rata-rata berusia 52 tahun, dan sedikit lebih banyak dari setengahnya adalah wanita.

Dalam penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal tersebut, mereka menemukan ada 771 serangan stroke terjadi. Dan dari semua pasien yang mengalami darurat medis, 11,5 persen diketahui pernah menderita migrain.

Para peneliti kemudian memperkirakan bahwa 2,4 stroke bisa terjadi pada setiap 1.000 pasien bedah.

Risiko ini bisa meningkat 4,3 untuk setiap 1.000 pasien yang sebelumnya pernah di diagnosis migrain.

Namun, orang dewasa yang menderita migrain dengan aura, angkanya bisa melonjak hingga 6,3 pada setiap 1.000 pasien.

Secara total, para peneliti menemukan, 10.088 pasien kembali masuk rumah sakit dalam 30 hari. Dan peluang masuk rumah sakit kembali 1,31 kali lebih tinggi pada pasien yang menderita migrain dibandingkan yang tidak.

Penemuan ini pun masih tetap nyata meskipun telah disesuaikan dengan penyakit, jenis kelamin, usia, penyakit vaskukar yang sudah ada yang mungkin dapat meningkatkan peluang stroke.

"Mengingat tingginya prevalensi migrain dalam populasi umum, keterkaitan antara iskemik migrain perioperatif dengan stroke, memiliki kepentingan isu kesehatan publik," kata penulis penelitian Dr Matthias Eikermann.

Dr Eikermann menambahkan, para dokter juga harus waspada akan peningkatan risiko perioperatif ini, terutama pada pasien dengan migrain yang muncul tanpa faktor risiko tradisional stroke. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya