Kanker Paru, Pembunuh Nomor Satu pada Pria

Ilustrasi kanker.
Sumber :
  • Pixabay/PDPics

VIVA.co.id – Tak hanya teknologi yang terus mengalami perkembangan, tren penyakit di Indonesia pun dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan. Jika dulu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian adalah penyakit menular, kini penyakit tidak menular kini juga sangat dihindari.

Detoks Terbaik Pasien Kanker, Hingga 3 Gaya Misionaris Nakal

Contohnya adalah kanker. Menurut pemaparan dr Niken Wastu Palupi, MKM, di tahun 2010 saja kanker belum masuk ke dalam lima besar penyebab kematian di Indonesia, namun kini sudah menjadi urutan empat besar.

"Kejadian kanker paru. Kasus barunya, menurut Global Burden Cancer, tertinggi terjadi pada pria dengan angka kejadian 27 per 100.000 dan angka kematiannya 23 per 100.000," urai dr. Niken saat acara Ngobras di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat 10 Februari 2017.

Pasien-pasien Kanker di Surabaya 'Menghilang' dari RS karena Corona

Itu artinya, dari 27 pasien kanker hanya empat orang saja yang memiliki peluang menjadi survivor. Bila dibandingkan dengan kanker payudara dengan angka kejadian 40 per 100.000, angka kematian paling tingginya adalah 20 per 100.000.

"Memang kalau sudah terkena kanker paru, jarang yang bisa bertahan panjang," imbuh dr. Niken.

Telisik Imunoterapi, Teknologi Pengobatan Kanker Stadium Lanjut

Sedangkan menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi kanker paru 1,4 per 1000 atau sekitar 350 ribuan orang terkena. Kasus kanker paru ini diperkirakan akan terus meningkat dan kematian akibat penyakit ini juga akan terus meningkat.

Tak hanya jumlah kasus kanker paru yang meningkat, tapi juga masalah pembiayaan menjadi tantangan dalam kanker paru di Indonesia. Niken mengungkapkan, pada tahun 2014 BPJS harus menanggung biaya kanker Rp1,5 triliun. Pada 2015, jumlahnya meningkat menjadi Rp2,2 triliun dan, hingga pertengahan 2016, naik lagi menjadi Rp2,3 triliun. (ren)

Kemoterapi.

Kemoterapi untuk Pasien Kanker, Seberapa Efektifkah?

Kemoterapi dapat digunakan setelah perawatan lain, seperti pembedahan, untuk menghilangkan sel kanker yang mungkin tertinggal di dalam tubuh.

img_title
VIVA.co.id
6 Maret 2022