Ini Penyebab Nafsu Makan Berkurang saat Stres

Ilustrasi stres.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Tingkat stres ternyata memengaruhi nafsu dan juga selera makan. Namun, reaksinya bisa berbeda pada setiap orang. Beberapa akan cenderung makan lebih banyak, sementara lainnya justru makan lebih sedikit ketika stres. Lantas mengapa hal itu bisa terjadi?

Jadi Gampang Sakit, Benarkah Stres Mempengaruhi Sistem Imun?

Seperti dilansir The Huffington Post, Mary Dallman, seorang profesor fisiologi di University of California San Francisco mengatakan bahwa stres jangka pendek cenderung membuat seorang makan lebih sedikit, sedangkan stres jangka panjang justru membuat orang makan lebih banyak. Hal ini menurutnya adalah cara otak memahami stressor.

Dia menjelaskan, stres yang intens atau dekat memicu pertengkaran yang akan aktif jika Anda berada dalam bahaya.

Pakar Ungkap Pria Harus 21 Kali Ejakulasi dalam Sebulan, Kenapa?

Dalam situasi hidup atau mati, otak memproduksi penekan nafsu makan. Ketika itu, hormon dan kelenjar memompa keluar adrenalin untuk mengonsumsi makanan, sehingga tubuh dapat mencurahkan energinya untuk bertahan hidup.

Bahkan jika seorang dalam keadaan fisik yang tidak berbahaya, otak juga akan bereaksi untuk merespon seolah hal itu benar terjadi.

Gak Boleh Dipendam, Rasa Marah Bisa Memicu Gaya Hidup Tidak Sehat

Dallman juga menjelaskan bahwa hal ini juga terjadi dalam tingkat stres yang ada kaitannya dengan kondisi politik di negaranya.

"Misalnya beberapa orang yang intens terancam oleh kekuasaan Trump. Mereka tidak dapat mengendalikan situasi dan takut akan konsekuensi, " kata dia.

Di sisi lain, beberapa orang mungkin akan makan lebih banyak dalam iklim politik saat ini karena mereka terus-menerus cemas tentang keadaan negara tetapi tidak merasa dekat atau mampu menangani kondisi tersebut, namun secara pribadi tetap merasa terancam.

Makanan Jadi Obat

Stres tingkat rendah yang berlangsung dari waktu ke waktu seperti ini membuat otak melepaskan kortisol, hormon yang meningkatkan nafsu makan. Penelitian telah menunjukkan bahwa makanan padat kalori terlihat sangat menarik bagi individu stres.

“Makanan bahkan bisa bertindak semacam obat,” kata Dalman.

Ia menuliskan, bahwa stres ringan membuat orang ingin terus makan. Setiap orang mencari kenyamanan dengan makan, mereka makan untuk kesenangan, bukan untuk kebutuhan, dan biasanya mengalihkan perhatian diri dari stres dengan makanan (atau minuman dan obat-obatan). Lantas bagaimana mengatasinya?

Harvard Mental Health Letter menyarankan untuk meditasi, latihan dan dukungan sosial sebagai cara yang baik untuk mengekang stres. Selain itu  perawatan diri, diet sehat dan berbicara hal-hal dengan terapis dapat membuat hal-hal tersebut lebih baik. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya