Studi: Tidur Lelap Bantu Proses Penyembuhan Kanker

Ilustrasi tidur.
Sumber :
  • pixabay/unsplash

VIVA.co.id – Angka penderita kanker di seluruh dunia meningkat drastis beberapa tahun belakangan. Berpredikat sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia, berbagai penelitian dan upaya dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ini.

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Baru-baru ini, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal National Cancer mengungkapkan bahwa tidur dalam waktu yang lama atau hibernasi diklaim mampu membantu proses penyembuhan kanker.

Selain itu, proses penyembuhan dengan metode hibernasi ini dikatakan memiliki keberhasilan dengan efek samping rendah.

10 Cara Mengurangi Risiko Kanker, Murah dan Mudah Dilakukan

Seperti yang dilansir Yibada, penelitian ini dilakukan oleh para ahli dari Italia dengan menggunakan metode uji preklinik pada seekor tikus yang telah mengalami hibernasi. Hasilnya, sistem tubuh tikus ternyata mampu mengembangkan perlindungan terhadap radiasi yang dilakukan saat kemoterapi.  

Hal ini dianggap terobosan oleh para ahli, dan secepatnya akan di uci coba pada manusia yang menjalani kemoterapi dan mengosumsi obat dalam dosis tinggi.

Daun Sirsak dan Kulit Manggis Hanya Mitos Obat Kanker, Ini Kata Dokter

"Proses pembedahan atau radiasi untuk mengangkat kanker tidak bisa dilakukan hanya pada bagian tubuh yang terkena saja, akan tetap aa dampak keseluruhan pada tubuh pasien jika ingin memberantas semua kanker hingga ke akar," kata Profesor Marco Durante dari lembaga National Institute of Nuclear Physics.

Dia melanjutkan, ketika pasien dalam kondisi hibernask atau mati suri, menurutnya hal tersebut akan mempermudah untuk meningkatkan radio-resistancs (level ionisasi terhadap sel kanker), sehingga bisa melakukan laser kanker pada metastase (penyebaran kanker) berbeda tanpa melukai pasien.  

Pasien kanker yang menjalani radioterapi atau kemoterapi rentan menderita efek samping rendah atau yang parah. Efek samping ini termasuk anemia, kehilangan nafsu makan, pendarahan, delirium, rambut rontok, nyeri, dan masalah saraf. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya