Faktor Ini Membuat Orang Sulit Berhenti Merokok

Ilustrasi dilarang merokok.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Berhenti dari kebiasaan merokok bagi beberapa orang adalah hal yang sulit. Tapi baru-baru para peneliti percaya bahwa kebiasaan tersebut terjadi akibat sinyal di dalam otak.

Terpopuler: Ramalan Zodiak sampai 10 Tips untuk Berhenti Merokok

Pada beberapa perokok, para ilmuwan menemukan ada sirkuit yang malfungsi dalam otak beberapa perokok. Sirkuit tersebut muncul untuk memprediksi apakah perokok akan berhasil berhenti merokok.

Orang yang memiliki komunikasi lebih kuat dengan sirkuit otak ini lebih cenderung memiliki kemapuan yang lebih cepat untuk berhenti merokok selamanya, ujar ilmuwan di Universitas Kedokteran Carolina Selatan.

10 Tips Berhenti Merokok, Dijamin Moncer dan Berhasil

Merokok menyebabkan sekitar 90 persen dari kanker paru-paru, dan meningkatkan risiko kanker mulut, kandung kemih, ginjal, liver, lambung dan pankreas. Ini juga merusak jantung,  meningkatkan kesempatan akan menderita serangan jantung, stroke serta kondisi paru-paru pneumonia dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Dr Brett Froeliger mengatakan, karya ini membantu ilmuwan memahami mengapa beberapa perokok memiliki waktu yang sulit berhenti.

Anggota DPR Prihatin Ekonomi Anjlok: Emak-emak Tak Pegang Duit

"Perbedaan individu dalam biologi otak yang penting," tambah dia.

Para ilmuwan menemukan sirkuit yang malfungsi dalam otak beberapa perokok, yang membuat para perokok sulit untuk berhenti. Tim Dr Froeliger ini memeriksa sirkuit 81 perokok yang mengiikuti program 10 minggu untuk berhenti merokok.

Sekitar setengah dari perokok berhenti selama periode 10 minggu. Scan otak menunjukkan orang-orang yang sukses memiliki konektivitas kuat di jaringan kontrol penghambatan sebelum mereka mencoba untuk berhenti.

DIlansir The Sun, dalam eksperimen lain, para ilmuwan mengukur aktivitas otak pada 26 perokok yang tidak berkomitmen untuk berhenti. Setiap perokok diberi paket terbuka rokok, korek api dan asbak.

Mereka dibayar satu dolar untuk setiap enam menit mereka tidak merokok, hingga satu jam. hal itu bertujuan untuk memberikan insentif kecil untuk membantu mereka menahan keinginan merokok.

Mirip dengan tes pertama, temuan menunjukkan orang-orang dengan aktivitas yang lebih baik di jaringan kontrol penghambatan semakin lama mereka bisa menahan keinginan untuk merokok.

Dr Froeliger dan tim terapi berharap bisa mendukung jalur otak ini bisa membantu perokok yang mencoba untuk menghentikan kebiasaan mematikan mereka.

Temuan yang dipublikasikan dalam JAMA Psychiatry, menambah bukti yang menunjukkan perbedaan biologis seseorang dapat menjelaskan mengapa beberapa perokok lebih sukses daripada yang lain ketika mencoba untuk berhenti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya