Konsumsi Yoghurt Setiap Hari Mampu Kurangi Depresi

Yogurt.
Sumber :
  • Pixabay/ PublicDomainImages

VIVA.co.id – Sebuah penelitian menyebutkan bahwa bakteri yang terkandung dalam yoghurt dapat menangkal gejala-gejala depresi. Para peneliti yang menginduksi prilaku seperti depresi pada tikus percobaan berhasil menurunkannya dengan memberi makan laktobasilus.

A Company Offers IDR158 Million for 30 Days Without Smartphone

Jumlah bakteri di dalam usus diketahui dapat memengaruhi kadar kynurenine yang terbukti dapat memicu depresi. Peneliti asal Amerika Serikat Dr. Alban Gaultier merasa optimis hasil penelitian ini dapat diaplikasikan pada manusia dan bisa membuka jalan untuk menemukan strategi dalam mengatasi kecemasan.

"Harapan besar dari penelitian semacam ini adalah kita tidak lagi harus terganggu dengan obat-obatan yang rumit serta efek samping ketika kita hanya perlu bermain dengan mikrobiome. Akan menjadi suatu yang ajaib bila kita hanya perlu mengubah apa yang dimakan untuk memperbaiki kesehatan dan mood," ujar Dr. Gaultier seperti dikutip The Sun.

5 Sarapan Terbaik Pangkas Kolesterol Tinggi, Mudah Dibuat!

Dr. Gaultier mendeskripsikan depresi sebagai masalah yang sangat besar dan penanganannya tidak begitu baik, karena memililiki efek samping yang besar.

Peran mikrobiome usus, bakteri yang hidup dalam tubuh kita, telah menarik minat besar para peneliti dalam melakukan riset terhadap depresi dan kondisi kesehatan lainnya, baik mental dan fisik.

4 Cara Membuat Yoghurt Sendiri di Rumah, Lebih Sehat dan Praktis

Dr. Gaultier dan rekan-rekannya kemudian melakukan penelitian untuk menemukan hubungan nyata antara depresi dengan kesehatan usus.

"Ketika Anda stres, Anda meningkatkan risiko mengalami depresi, dan hal ini sudah diketahui sejak lama sekali. Satu tekanan dari Laktobasilis mampu mempengaruhi mood," katanya.

Para peneliti melanjutkan riset untuk menentukan bagaimana laktobasilus dapat memengaruhi depresi. Berdasarkan penemuan baru ini yang diterbitkan secara daring oleh jurnal Scientific Reports, Dr. Gaultier berencana memulai penelitian akan efeknya pada manusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya