Pelajar di Gresik Ramu Teh Berkhasiat dari Jantung Pisang

Minum teh panas.
Sumber :
  • Pexels/Nikolay Osmachko

VIVA.co.id – Jika umumnya jantung pisang dibuang oleh sebagian ibu rumah tangga, namun di tangan tiga siswi SMA di Gresik, jantung pisang mampu disulap jadi olahan minuman teh berkhasiat yang bisa mengobati berbagai macam penyakit seperti diabetes.

SKENA Jadi Ajang Berbagi Wawasan Bagi UMKM

Adalah Juliana Rosyida, Andhini Nindya Putri dan Reza Silvia. Tiga siswi kelas 12 SMA NU 2 Gresik berhasil ciptakan minuman teh hanya berbahan limbah jantung pisang.

Bermula dari keprihatinan mereka terhadap limbah jantung pisang yang kerap dibuang, para siswi ini berinisiatif meneliti kandungan di dalam jantung pisang, hingga lima bulan lamanya.

Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

"Setelah diteliti, ternyata jantung pisang mengandung protein, kalsium, vitaman A, B1, dan C serta saponin dan flavonoid, yang bisa diolah menjadi minuman teh berkhasiat, di antaranya menyembuhkan diabetes," kata Juliana Rosyida di Gresik, Jawa Timur, Senin 3 April 2017.

Ia pun menjelaskan, proses pembuatan teh ini cukup mudah. Pertama bunga jantung pisang direndam dalam air kapur, lalu tambahkan dua sendok kapur untuk menghilangkan getah yang menempel.

Mitos atau Fakta Minum Teh Saat Berbuka Puasa Bisa Merusak Ginjal

"Usai direndam selama satu jam, jantung pisang kemudian dijemur di bawah terik matahari selama dua hari hingga warnanya agak kecoklatan," katanya.

"Setelah itu, bunga jantung pisang disangrai di atas wajan panas selama 40 menit, lalu diblender hingga halus. Setelah itu, potongannya dikemas ke dalam kantung, teh bunga jantung pisang siap diseduh dan jadi deh," katanya menambahkan.

Teh hasil olahan ketiga siswi ini dipercaya penuh khasiat dan bisa mengobati berbagai penyakit, seperti diabetes, kencing manis, kolesterol dan kanker.

Dengan karyanya tersebut, mereka berhasil meraih penghargaan sebagai pemenang harapan satu tingkat nasional pada creative business competition business model canvas yang digelar di Universitas Negeri Surabaya.

Laporan: Muhammad Habib/Gresik

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya