Studi: Pekerja Malam Lebih Sulit Kontrol Diabetes

Ilustrasi karyawan bekerja.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Siapa sangka, jam kerja memengaruhi kontrol tertentu terhadap penyakit. Sebuah penelitian baru-baru ini menyebutkan bahwa orang dengan diabetes tipe 2, cenderung lebih sulit mengontrol kadar glukosa darah mereka, jika bekerja di jam malam.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja shift malam memiliki jumlah glikemik rata-rata 8,2 persen, jauh lebih tinggi dari pekerja siang hari yang hanya 7,6 per persen dan 7,5 persen untuk peserta yang tidak bekerja.

Kebanyakan orang dengan diabetes harus berusaha menjaga tingkat A1C di bawah tujuh persen, menurut Jaringan Kesehatan Hormon. A1C adalah tes yang mengukur kadar glukosa darah rata-rata seseorang selama dua sampai tiga bulan terakhir.

Segar dan Wangi, Inilah Khasiat Daun Mint untuk Penderita Diabetes

“Data studi kami, meningkatkan kesadaran akan kesulitan dalam mengontrol diabetes di kalangan pekerja shift malam,” kata Associate Professor, Sirimon Reutrakul di Universitas Mahidol di Thailand.

Selanjutnya, pembatasan tidur dan gangguan sirkadian yang disebabkan oleh shift malam, juga dapat meningkatkan risiko terkena diabetes dibandingkan dengan mereka yang bekerja di siang hari atau menganggur.

5 Penyakit yang Sering Mengintai Usai Lebaran, Jangan Terlena Makan Opor dan Kue Kering!

Studi yang dipresentasikan pada Endocrine Society tahunan 2017, di Orlando tersebut, tim mempelajari 260 orang, 62 malam pekerja shift, 94 pekerja siang hari, dan 104 individu menganggur, dengan diabetes tipe 2 di Thailand.

Para pekerja shift malam dilaporkan memiliki durasi tidur yang lebih pendek, asupan harian yang lebih tinggi kalori dan indeks massa tubuh lebih tinggi (BMI), daripada dua kelompok lainnya.

“Individu dengan diabetes yang bekerja di malam hari harus memberikan perhatian khusus untuk mengelola penyakit mereka melalui makan sehat, olahraga teratur dan penggunaan optimal dari obat yang diresepkan oleh dokter mereka,” ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya