- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id – Kanker merupakan penyakit yang memiliki prevalensi atau angka kejadian yang cukup tinggi. Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, diketahui 1,4 per 1.000 penduduk atau sekitar 347.000 orang.
Inilah yang mendasari pentingnya pola hidup sehat dan meningkatkan pengetahuan akan bahaya penyakit kanker. Tak terkecuali pada masyarakat pinggiran dengan tingkat ekonomi yang rendah seperti nelayan.
Menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, kemiskinan pada masyarakat nelayan dapat memicu kanker. Hal ini menyangkut pengetahuan dan ketidakmampuan mereka untuk memilih kehidupan yang sehat.
"Sarana rileks mereka hanya rokok. Nelayan itu diketahui lebih banyak menghabiskan rokok daripada belanja sehari-hari," kata Aru saat konferensi pers Hari Ulang Tahun ke-40 YKI di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat 5 Mei 2017.
Hal ini pula yang mendorong YKI mengajak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menyelenggarakan kegiatan kesehatan bertajuk 'Mewujudkan Hidup Sehat Masyarakat Nelayan'.
Ketua Panitia Hari Ulang Tahun Ke-40 YKI, drg. Sally Sudradjat, SpOM mengatakan, sasaran masyarakat nelayan sejalan dengan target YKI untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat dalam melakukan deteksi dini dan edukasi kanker.
"Kami akan mengumpulkan 1.000 nelayan untuk melakukan deteksi dini kanker pada satu keluarga. Akan ada 200 orang bapak, 200 orang ibu, dan 200 orang anak yang melakukan deteksi dini kanker paru, serviks dan payudara, serta retinoblastoma," kata Sally.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian KKP Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, melalui kerja sama ini diharapkan dapat mewujudkan hidup sehat masyarakat nelayan, sehingga meningkatkan kapasitas nelayan dalam menjalankan mata pencahariannya. (mus)