Bulan Puasa Konsumsi Gula Berlebih, Kanker Bisa Berkembang

Ilustrasi gula.
Sumber :
  • Pixabay/moritz320

VIVA.co.id – Ketika berbuka puasa, mengonsumsi makanan manis atau mengandung gula memang disarankan, karena mampu mengembalikan tenaga dengan cepat. Tapi, pastikan bahwa konsumsi gula tersebut tidaklah berlebihan.

10 Cara Mengurangi Risiko Kanker, Murah dan Mudah Dilakukan

Menurut studi terbaru, hal ini bisa memicu berbagai bentuk kanker dengan memberi mereka energi yang sangat dibutuhkan untuk berkembang biak.

Para peneliti menemukan bahwa satu jenis kanker yang disebut karsinoma sel skuamosa (SqCC), yang ditemukan di paru-paru, kepala, dan leher, esofagus dan serviks, sangat bergantung pada gula.

Daun Sirsak dan Kulit Manggis Hanya Mitos Obat Kanker, Ini Kata Dokter

"Telah dicurigai bahwa banyak sel kanker sangat bergantung pada gula sebagai pasokan energi mereka, namun ternyata satu jenis spesifik, karsinoma sel skuamosa, sangat tergantung pada gula," kata Jung-whan Kim, asisten profesor di Universitas Texas, dikutip dari laman Indian Express, Sabtu, 3 Juni 2017.

Selanjutnya, SqCC juga ditemukan memiliki kadar protein yang sangat aktif yang disebut transporter glukosa 1, atau GLUT1, yang bertanggung jawab untuk mengangkut glukosa ke dalam sel-sel, di mana gula tersebut menyediakan sumber energi fundamental dan metabolisme sel bahan bakar.

Ini Dampak Konsumsi Gula Berlebihan pada Kulit Wajah

"Sudah menjadi budaya, kita sangat kecanduan gula. Konsumsi gula yang berlebihan tidak hanya menjadi masalah yang bisa mengakibatkan komplikasi seperti diabetes, tapi juga bukti yang ada bahwa beberapa jenis kanker yang sangat bergantung pada gula,” ucap Kim.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communication itu, tim peneliti menyelidiki perbedaan metabolisme antara dua subtipe utama kanker paru-paru sel kecil adenokarsinoma (ADC) dan SqCC.

Ilustrasi kanker

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Peningkatan kanker di usia muda ini disebabkan adanya berbagai faktor. Mulai dari perubahan gaya hidup seperti, kurang berolahraga, pola makan tidak sehat hingga lainnya.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024