Bells Palsy, Penyakit yang Buat Wajah Angelina Jolie Melorot

Angelina Jolie.
Sumber :
  • REUTERS/Denis Balibouse

VIVA.co.id – Beberapa pekan lalu kepada media, aktris Angelina Jolie mengaku menderita Bell's Palsy, setelah bercerai dari Brad Pitt.

Mitos Seputar Bell's Palsy dan Tips Mencegahnya

Rupanya, kondisi tersebut yang menjadi alasan salah satu wanita paling terkenal di dunia tersebut, untuk sementara waktu bersembunyi.

Kepada Vanity Fair, Jolie mengaku bahwa dirinya bersembunyi untuk memulihkan kondisinya.

Perlu Tahu, Terapi Menyembuhkan Bell's Palsy

Dikutip dari laman Healthline, Rabu 2 Agustus 2017, Bell's Palsy adalah kelumpuhan, atau kelemahan pada salah satu sisi otot di wajah yang yang bersifat sementara. Kondisi ini menyebabkan salah satu sisi dari wajah akan terlihat 'melorot'. 

Kondisi yang dialami Jolie ini ternyata terjadi pada satu dari 60 orang selama masa hidup mereka.

Bell's Palsy dan Stroke Apa Bedanya?

Selain itu, kondisi ini memengaruhi sekitar 40 ribu orang (pria dan anita) di Amerika Serikat, setiap tahun, terutama antara usia 15 sampai 60 tahun.

Banyak orang mungkin berpikir, mereka mengalami stroke saat mereka mengalami droopiness wajah. Namun, stroke juga akan menyebabkan kelemahan pada sisi di mana wajah terkulai dan melorot.

Apa yang menyebabkan Bell's Palsy?

Bell's Palsy adalah bentuk kelumpuhan wajah yang berawal dari trauma, atau kerusakan saraf wajah.

"Otot yang paling sering terkena adalah kelopak mata dan setengah bagian wajah dan bibir, sehingga pasien tidak dapat membuka mata, atau tersenyum dengan wajah mereka," kata Dr. David Simpson, direktur divisi neuromuskular di Departemen Neurologi di Gunung Rumah Sakit di New York. 

Lebih lanjut, David mengungkapkan bahwa penderita Bell's Palsy akan terlihat seperti seseorang dengan wajah bengkok.

Kondisi ini terjadi akibat saraf wajah, yang disebut saraf kranial ke-7, berjalan melalui kanal sempit di tengkorak. Sehingga, saraf mengendalikan sensasi dan membantu menggerakkan otot kecil di wajah.

Jika saraf rusak dan berhenti berfungsi, bisa menyebabkan wajah terkulai dan melorot. Hal ini juga dapat memengaruhi saluran air mata dan sensasi rasa dari lidah.

Bell's Palsy awalnya ditemukan seorang ahli bedah Skotlandia Sir Charles Bell, yang mengetahui apa yang dilakukan saraf wajah dan bagaimana kaitannya dengan kelumpuhan wajah.

Saat ini, para ahli meyakini bahwa infeksi virus bisa menendang mulai peradangan dan menyebabkan saraf membengkak dan menjadi rusak.

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), tak hanya membuat wajah terlihat melorot, kondisi ini juga telah dikaitkan dengan sakit kepala, infeksi telinga tengah yang kronis, tekanan darah tinggi, diabetes, tumor.

Jolie mengatakan kepada Vanity Fair bahwa ia menderita hipertensi, (tekanan darah tinggi) dan stres.

Lebih lanjut, David mengatakan, stres dikaitkan dengan kondisinya, namun tidak jelas bahwa hal itu justru bisa memperparah kondisi atau hanya kebetulan.

Biasanya orang dengan kondisi mulai pulih dalam waktu dua minggu, dengan fungsi normal penuh kembali tiga sampai enam bulan kemudian, sesuai dengan NINDS.

Bagi orang yang memiliki gejala jangka panjang, masalah lain seperti kejang bisa terjadi. Dalam kasus yang jarang terjadi, orang dapat mengembangkan kondisi yang disebut synkinesis, di mana otot wajah dapat bergerak bersamaan. Misalnya, seseorang mungkin tersenyum dan berkedip bersamaan tanpa sadar. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya