- Pixabay
VIVA.co.id – Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan iklan layanan masyarakat yang mengangkat tema "Batuk Perokok". Iklan layanan yang berdurasi 30 detik ini menggambarkan dampak negatif yang ditimbulkan akibat rokok.
Dengan adanya iklan layanan ini, diharapkan semakin bertambah jumlah perokok yang ingin menghentikan kebiasaan tak sehatnya. Namun, sebagian orang pun merasa, berhenti merokok bukanlah hal yang mudah dilakukan. Oleh karenanya, dalam iklan ini pun pihak Kementerian Kesehatan menyediakan layanan hotline yang memudahkan masyarakat untuk dapat berkonsultasi agar bisa berhenti merokok.
"Salah satu pesan yang ingin kami sampaikan dari iklan ini adalah salah satunya ingin memberi pesan kepada masyarakat bahwa mereka dapat berhenti merokok. Salah satu caranya mereka bisa berkonsultasi dengan kami melalui hotline kami di 08001776565," ungkap Plt Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dr. Eni Gustina di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa 5 September 2017.
Dengan adanya hotline ini, lanjutnya pihaknya ingin memfasilitasi masyarakat yang ingin berhenti merokok. Sebab, berhenti merokok bukan hanya dalam bentuk niat tapi perlu pendekatan dari sisi psikis (mental) untuk dapat berhenti merokok.
"Nantinya masyarakat akan diberikan semacam konsultasi, mereka akan diberikan penjelasan terkait hal apa saja yang harus mereka lakukan dalam rangka mewujudkan keinginan mereka untuk berhenti merokok. Nanti akan ada konsultan yang dapat membantu masyarakat yang ingin hidup sehat salah satu caranya dengan berhenti merokok," paparnya.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanann Masyarakat di Kementerian Kesehatan, drg. Oscar Primadi, sebetulnya masyarakat yang ingin berhenti merokok dapat juga berkonsultasi juga di rumah sakit atau puskesmas.
"Mereka ini akan berikan nasihat-nasihat bagaimana sih cara berhenti merokok, tapi bagi yang memang sibuk ya mereka bisa akses ini melalui hotline kami," paparnya.
Oscar pun menyampaikan bahwa konsultasi di nomor bebas pulsa ini pun tidak akan dibatasi waktu konsultasinya.
"Enggak ada batasan soal sesi tanya jawab, ini kok mesti berapa jam atau berapa menit," katanya. (ren)
