Terlalu Cepat Kenalkan Makanan, Sebabkan Balita Rentan Diare

Ilustrasi balita.
Sumber :
  • Pixabay/Radium

VIVA.co.id – Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, diare adalah buang air besar dengan konsistensi kotoran yang lunak berair, dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam satu hari. Kondisi ini lebih sering diakibatkan oleh virus.

Bunda, Jangan Panik! Ini Tips Mengatasi Anak Susah Makan

Dalam kondisi ini, amat sangat penting untuk orangtua dan pengasuh untuk memerhatikan gejala dehidrasi yang dapat muncul dan dengan cepat mengambil tindakan dengan mengembalikan cairan yang hilang dengan cairan baru.

Menurut ahli nutrisi, Emilia Achmadi, penyebab diare yang paling umum adalah infeksi pada usus yang diakibatkan oleh virus, bakteria maupun parasit  yang menyebabkan radang pada usus. Infeksi seperti ini sering muncul dari makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan kotoran atau langsung dari orang lain yang sedang mengalami infeksi yang sama (dari orangtua atau pengasuh kepada anak). 

Efek Buruk Biasakan Anak Makan Sambil Main Gadget

"Kondisi diare ini dapat dibagi menjadi tiga, diare berair dengan durasi pendek, diare berdarah dengan durasi pendek, dan apabila terus berlangsung selama lebih dari dua minggu, diare yang berkepanjangan," ujar Emilia dalam keterangan tertulis kepada VIVA.co.id.

Emilia melanjutkan, pada bayi yang berusia kurang dari satu tahun dan pada anak balita, diare dapat juga disebabkan oleh sensitivitas (tidak sama dengan alergi) terhadap makanan seperti konsumsi sari buah yang berlebihan, perkenalan terhadap jenis makanan baru yang terlalu cepat dan juga kondisi yang disebut dengan intoleransi terhadap laktosa atau lactose intolerance.

Jangan Biarkan Anak Makan Lebih dari 30 Menit, Ini Bahayanya

Intoleransi terhadap laktosa yaitu ketidakmampuan tubuh mengolah laktosa dalam susu yang dikarenakan tidak optimalnya produksi enzim laktase. Intoleransi terhadap laktosa menyebabkan munculnya gas, kembung, yang kemudian berakhir dengan diare itu sendiri.

"Cara paling efektif menanganinya adalah dengan mengganti susu, dari susu biasa menjadi susu bebas laktosa," ujar Emilia menambahkan.

Susu bebas laktosa adalah sumber protein dan kalsium yang baik, tidak berbeda dari susu biasa. Fakta ini menghilangkan kekhawatiran di banyak kalangan ibu yang khawatir akan terhambatnya pemulihan anak dari diare. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya