Mengulik Hobi Koleksi Radio Kuno

Ilustrasi Radio Transistor
Sumber :
  • iStock
VIVAlife –
Kendalikan Inflasi, Kemendagri Harap Pemda Susun Perencanaan Gerakan Menanam dengan Baik
Radio, pada masanya dulu, sangat penting digunakan masyarakat sebagau sumber informasi. Namun, dengan berkembangnya zaman, kini radio transistor yang juga dikenal sebagai radio kuno, semakin banyak ditinggalkan. Fungsinya tergerus ponsel pintar dan gadget modern lainnya.

Soal Wacana Pembentukan Presidential Club, PKS Ingatkan Sudah Ada Wantimpres

Meskipun begitu, bagi beberapa orang, radio ini punya daya tarik tersendiri. Seperti yang terjadi di Kulonprogo, Yogyakarta.
BPBD Cianjur Catat Pergerakan Tanah Masih Terjadi selama Tanggap Darurat Bencana


Di Kota Gudeg ini, terdapat kolektor radio kuno. Puluhan radio koleksinya ini dia buru dari rumah ke rumah, mulai desa hingga ke pasar loak, baik dalam maupun luar negeri.


Kolektor tersebut bernama Muntowil. Dia berdomisili di daerah Sentolo, Kulonprogo. Saat ini, Muntowil telah mengumpulkan hingga 50 radio transistor. Kebanyakan berasal dari luar negeri, seperti radio transistor merek Osada, Telesonic, National, Senator, atau Bensonic.


Dia mengaku, dari sekian banyak koleksinya, ada yang menjadi favoritnya, yakni radio transistor merek Phillips keluaran tahun 1930.


“Sudah tidak nyala lagi, tapi punya nilai sejarah yang tinggi pada zamannya,” kata Muntowil yang mendapatkan radio tersebut dari Pasar Loak di Pasar Klitrikan, Kuncen, Yogyakarta.


Meski sudah berusia hampir 90 tahun, radio tersebut masih dalam kondisi prima, baik dari segi bodi, panel hingga mesin radio. “Semuanya masih asli,” katanya.


Muntowil mengakui, koleksi radio transistor miliknya merupakan hasil buruan sejumlah tempat sejak 2006. Setiap mendengar ada seseorang memiliki radio kuno yang belum dia miliki, maka bapak dua anak ini akan memburunya hingga ke pelosok. Dia pun tidak peduli kondisi radio tersebut, menyala atau rusak, dia akan membelinya.


Dia mengatakan, dari seluruh koleksinya itu, hanya ada lima radio yang masih menyala, sementara yang lainnya rusak. “Saya berniat memperbaikinya,” ujar Muntowil.


Kepada ANTV, Muntowil menuturkan hobinya mengoleksi radio tersebut berawal dari kunjungannya ke rumah seorang teman di Bantul. Ketika dia hendak pulang, teman tersebut memberikannya sebuah radio transistor mereka Telesonic tahun 70an. Sejak itulah Muntowil tertarik pada radio kuno dan terus berpetualang mencari dan mengoleksi radio.


Harganya pun beragam. Muntowil mengaku dia membeli radio kunonya tersebut dari harga Rp50 ribu – Rp350 ribu.


Hobi uniknya itu membuat rumah Muntowil mirip seperti toko radio tempo dulu. Tidak hanya radio, Muntowil juga mulai mengoleksi televisi kuno. Dia mengatakan tidak akan menjual barang koleksinya itu. “Barang-barang ini punya sejarah dan harus dirawat,” ucapnya.
(Sigit Pamungkas/ANTV)



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya