- REUTERS/Charles Platiau
VIVA.co.id – Sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak, Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar bagi produk-produk halal. Selain itu, konsumen di Indonesia semakin selektif dalam memilih produk. Dalam hal ini, produk berlabel halal kerap menjadi pertimbangan dalam membeli produk.
Karena itu, banyak perusahaan berlomba-lomba mendaftarkan produknya, agar mendapat sertifikasi halal, agar dapat memberikan kenyamanan bagi para konsumen untuk menggunakan produk mereka.
Namun, menurut Ir. Muti Arintawati, M.Si, Wakil Direktur LPPOM MUI, sertifikasi halal tidak hanya berlaku pada produk saja, melainkan secara menyeluruh mulai dari pabrik, bahan baku, proses pengolahan hingga distribusi barang harus terjamin kehalalannya.
"Kepatuhan akan unsur halal harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari formula dan bahan baku, suplai bahan baku, proses produksi dan fasilitas, hingga proses distribusi harus memenuhi ketentutan halal yang ditetapkan oleh LPPOM MUI," kata Muti di acara bincang-bincang Media bersama PT. Unilever Indonesia Tbk, di Restoran Kembang Goela, Selasa 10 Mei 2016.
"Penerapan sistem jaminan halal pada pabrik dan produk ini merupakan komitmen perusahaan untuk memberikan pilihan pada konsumen akan produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada konsumen," kata Governance and Corporate Affairs Director & Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk, Sancoyo Antarikso.
Ia menambahkan bahwa selain perusahaan, karyawan yang bekerja di dalamnya juga memiliki peran penting dalam mengaplikasikan sistem jaminan halal. Para karyawan juga harus memastikan bahwa semua fasilitas, alur kerja sama dengan pihak ketiga yang memasok bahan baku maupun produk memenuhi persyaratan halal yang telah ditetapkan. (asp)
Terpopuler: Catherine Wilson Malu sampai Atta Halilintar Kirim Doa
Round-up dari kanal Showbiz pada Jumat, 19 April 2024. Salah satunya tentang Catherine Wilson yang merasa malu karena mobil pemberian Idham Masse ditarik leasing.
