Buah Ini Cuma Ada saat Ramadan dan Dijual di Kuburan

Romlah, seorang pedagang buah kinco yang diburu tiap Ramadan, di tempat pemakaman umum di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Januar Adi Sagita

VIVA.co.id - Buah semacam kurma, kolang-kaling, timun suri, dan sejenisnya lazim digunakan sebagai menu makanan ringan atau minuman untuk berbuka puasa saat Ramadan. Buah-buah semacam itu pun paling diburu setiap bulan puasa.

Pesantren dan Ratusan Rumah Terdampak Banjir di Jember

Tetapi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, buah-buah semacam itu kurang populer. Warga setempat justru memburu satu buah lokal yang disebut kinco. Biasanya kinco diblender untuk dibuat minuman jus atau dipotong-potong untuk campuran asinan. Ada pula yang dimakan langsung alias tanpa diolah lebih dulu.

Buah kinco berasa asam dan diyakini mengandung banyak vitamin c. Bentuk buahnya cenderung tak menarik dan sekilas menyerupai buah sawo. Tetapi kinco diyakini memiliki banyak khasiat karena kandungan vitamin c, yakni menjaga stamina tetap bugar.

MUI Jawa Timur Keberatan Miftachul Akhyar Mundur dari Ketua Umum

Kinco banyak diburu warga Gresik setiap Ramadan. Masyarakat meyakini mengonsumsi buah kinco saat berbuka puasa dapat memulihkan stamina yang menurun setelah seharian tak makan dan tidak minum.

“Bentuknya memang jelek, tapi manfaatnya banyak. Kalau tidak kuat makan langsung (karena rasa asam), bisa dibuat jus, dengan ditambahkan gula, agar lebih enak saat diminum, dan badan jadi segar saat berbuka puasa,” kata Romlah, seorang pedagang buah kinco, ditemui VIVA.co.id pada akhir pekan lalu.

Harunya Pak Buari, Warga Terdampak Erupsi Semeru Dapat Hunian Baru

Kinco memang jenis buah musiman dan biasanya beredar hanya saat Ramadan tiba. Dijualnya pun tidak di sembarang tempat. Bukan di pasar-pasar tradisional, apalagi di swalayan atau supermarket. Kinco hanya dijual di tempat pemakaman umum alias kuburan.

Romlah, yang berjualan kinco di salah satu tempat pemakaman umum di Jalan Gubernur Suryo, Gresik, mengaku tak tahu persis mengapa kinco hanya dapat ditemui di pekuburan.

Dia hanya menduga itu karena memanfaatkan ramai peziarah yang mendatangi pemakaman tiap menjelang atau saat Ramadan. Lalu menjadi kebiasaan turun-temurun dengan menjual kinco hanya di pemakaman umum.

“Kan, kalau ziarah kadang sekalian mereka membeli oleh-oleh untuk yang di rumah. Nah, buah kinco ini mereka bawa pulang untuk buka saat puasa nanti,” kata Romlah.

Kinco memang cukup sulit ditemui di tempat lain. Warga yang ingin membeli buah itu pasti akan mendatangi lokasi sekitar makam itu.

“Membelinya juga pasti saat mau masuk Ramadan, karena di bulan lain sulit. Kami juga pedagang musiman. Biasanya memang dagang buah di pasar dekat rumah,” ujarnya.

Harga buah kinco cukup murah. Hanya dengan uang sebesar Rp10 ribu, pembeli sudah bisa mendapatkan lima butir buah itu. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya